Begitu Delyth menutup panggilan telepon, ia tak bisa lagi menjaga kesabarannya. "Argh!!" dia berteriak, melampiaskan kekesalannya sebelum mendorong nampan dengan teko dan gelas dari meja samping ke lantai.
Perawat itu hampir terlonjak kaget saat gelas itu pecah di dekat kakinya, tapi dia tetap diam, hati-hati agar tidak memperburuk suasana hati Delyth. Wanita itu terlihat mudah meledak dan perawat itu takut memicunya bisa menjadi kesalahan yang berbahaya.
"Ryan, Arwen bukan tunanganmu lagi, tidak lagi. Kenapa kamu tidak bisa menerimanya?" gumam Delyth dengan pahit. Dia sudah melakukan banyak hal untuk menghapus Arwen dari kehidupan Ryan, tentu saja bukan untuk melihat dia mabuk dan menangisinya seperti ini.