"Ada yang kau inginkan dariku?"
Pria berambut emas itu terdiam sesaat sebelum meledak dalam tawa.
Sintia memandanginya, tanpa menunjukkan sedikit pun emosi.
"Nona, setidaknya kau bisa mengerutkan dahi agar aku tahu kau marah padaku karena tertawa mendengar pertanyaanmu," pria itu terkekeh.
"Sampaikan langsung apa yang kau inginkan atau aku akan pergi."
"Baiklah…" pria itu batuk untuk membersihkan tenggorokannya, kegugupannya terlihat dari cara dia gelisah dengan tangannya sebelum melanjutkan. "Aku ingin membantumu sebagai permintaan maaf atas sikapku malam itu. Itu bukan ditujukan untukmu. Kau salah satu dari kami, setelah semua dan aku tahu betapa beratnya hidup bagi gadis penyamar bentuk rakyat biasa…"
Sintia tidak berbicara, dan dengan tenang mendengarkan dia.
"Ehm… jadi bagaimana aku bisa membantumu?"
"Apa kau bisa membantu aku dengan apapun?" Sintia mendesak, suaranya dan pandangannya tajam.
