Chapter 2 - EPISODE 1

"Alana, aku bosan," keluh Putri Elmira. Dia menjatuhkan kepalanya di meja belajarnya. Aku merapikan beberapa pakaiannya. "Kenapa kau merapikan benda-benda itu? Sekarang, bantulah aku agar tidak merasa bosan."

Aku tersenyum padanya. "Sebentar lagi, Alexa pasti datang."

Putri Elmira yang lebih sering kupanggil Elmira, semakin mengeluh begitu aku mengatakannya. Dan benar saja, tak lama kemudian, adik perempuanku, Alexa, akhirnya tiba di kamar Elmira.

"Putri Elmira, hari ini Anda ingin melakukan apa?" tanya Alexa, mengatakannya dengan elegan.

Elmira menggeleng. "Aku sedang bosan. Dan berhenti memanggilku dengan begitu terhormat. Kau adalah teman bermainku, bukan pelayanku."

Alexa tersenyum. "Terima kasih, Putri Elmira...maksudku Elmira."

"Ada gossip apa hari ini?" Elmira pergi menuju ke ranjangnya. Ia membaringkan badan, membuat gaunnya kusut.

Alexa menggeleng. "Tidak banyak. Tapi, ada satu gossip besar kali ini."

Elmira tampak acuh tak acuh. "Oh, iya? Jangan bilang gossip putri bangsawan yang menikah dengan duda tua lagi?"

Alexa menggeleng. "Tidak. Kali ini gossipnya berbeda. Sekarang, beredarnya gossip bahwa anak haram Duke Ephraim kembali dari luar negeri. Katanya, dia berubah menjadi tampan dalam sekejap mata. Rumornya lagi, ia punya bakat dalam bidang musik."

Elmira masih tampak acuh tak acuh. Tampaknya, kali ini, ia benar-benar tertidur di ranjangnya. Alexa masih mengoceh tentang rumor anak haram keluarga Duke Ephraim. Kalau membicarakan anak haram, aku juga anak haram di keluargaku.

Baiklah. Dari mana aku harus mulai? Namaku, seperti yang semua orang tahu, Alana Ketlovly. Dan saudari perempuanku, Alexa Ketlovly. Kami berasal dari keluarga Count Ketlovly.

Aku adalah anak haram Count Ketlovly. Begitu juga degan Alexa. Ibu kandung kami mati dibunuh oleh ayah kami sendiri. Ayah kami memaksa kami untuk tinggal di kediaman Ketlovly. Selama kami tinggal disana, tak pernah sekali pun kami diperlakukan layaknya bangsawan. Kami diperlakukan seperti seorang pelayan.

Count Ketlovly punya banyak utang dengan banyak bangsawan lainnya. Karena itu, dia tak sanggup memperkejakan pelayan hingga aku dan Alexa yang menjadi pelayan di kediamannya. Selain menjadi pelayan di keluarga itu, kami juga dijadikan bahan pelampiasan oleh saudara laki-laki kami, Arrayan Ketlovly. Dia satu-satunya anak kandung Count Ketlovly. Karena itu, kami harus tunduk padanya.

Namun, tak selamanya semua berjalan mulus. Untuk bisa mendapatkan uang, Count Ketlovly memulai usaha bisnis ilegal dan menjual budak-budak ke negara asing. Hal itu diketahui oleh pihak istana, oleh raja dan ratu kerajaan ini. Akhirnya, kami sekeluarga ditangkap. Count Ketlovly, istrinya, dan Arrayan Ketlovly dihukum mati. Untungnya, aku dan Alexa tak menerima hal yang sama. Kami dibebaskan karena secara kebetulan Putri Elmira sedang membutuhkan teman bermain dan seseorang yang bisa mengajarinya dansa. Selain itu, pada tubuh kami yang dilakukan kekerasan oleh Arrayan menjadi bukti bahwa kami tak pernah sekali pun ikut campur dalam urusan bisnis ilegal Count Ketlovly. Begitulah semuanya berjalan 10 tahun yang lalu, saat umurku masih 15 tahun dan umur Alexa 10 tahun.

Sekarang, umurku 25 tahun dan Alexa berumur 20 tahun. Sedangkan, majikan kami, Putri Elmira, berumur 19 tahun.

Aku ditempatkan sebagai pengajar dansa Elmira sewaktu-waktu menjadi pendatang pertama di istana ini. Namun, setelah itu, Elmira mulai banyak mempercayakan semuanya padaku ketimbang pelayan-pelayannya hingga sekarang membuatku menjadi pelayan pribadinya juga. Hal yang sama juga terjadi pada Alexa yang awalnya hanyalah teman bermain, sekarang menjadi pelayan pribadi Elmira juga.

Ini semua adalah hal yang membuat kami hidup dengan mendambakan dan bersumpah setia pada Elmira. Karena, jika tak ada Elmira, kepala kami mungkin sudah melayang dan dijadikan bola oleh para ksatria istana.

"Ah, ya ampun. Ternyata Elmira tidur, ya?" Alexa mengeluh setelah ia capek-capek mengoceh tentang rumor anak haram Duke Ephraim.

Aku tersenyum pada Alexa. "Biarkan saja. Elmira baru saja menyelesaikan dansa terakhirnya denganku. Sebentar lagi, hari debutantenya. Dia pasti akan sangat sibuk mulai sekarang."

Alexa duduk di samping tubuh indah Elmira. "Kenapa debutante Elmira laam sekali? Umurnya sudah 19 tahun. Seharusnya, bukankah tahun lalu ia sudah debutante?"

Aku melipat beberapa pakaian Elmira dan beberapa lainnya aku gantung di lemarinya. "Saat umur 18 tahun, Elmira belum terlalu mahir dalam berdansa. Karena itu, ia meminta kepada raja dan ratu untuk memberikannya waktu setahun lagi agar ia bisa belajar berdansa. Setiap ada gadis yang debutante, gadis itu akan melakukan dansa dengan partnernya. Namun, Elmira tak ingin dipermalukan karena ia belum terlalu pandai berdansa. Walaupun raja dan ratu harus menerima rasa malu karrna putri kesayangannya terlambat debut, namun, mereka tetap mengabulkan keinginan putri mereka. Karena itu Alexa, apa kau siap untuk membuat majikan kita tampil dengan baik?"

Mata Alexa berkaca-kaca. Ia mengangguk, tersenyum. "Demi penyelamat kita, aku siap untuk mendandani Elmira seharian tanpa makan sedikit pun." Wajah Alexa tampak berapi-api.

Aku tersenyum, tertawa melihat semangat menggebu-gebi dari Alexa. "Kau terlalu berlebihan. Sekarang, ayo kita tinggalkan Elmira. Biarkan dia istirahat sebentar. Setelah itu, baru kita bangunkan dia kembali."

Aku dan Alexa mengendap-endap keluar dari kamar majikan kami. Aku menutu pintu kamarnya dengan sangat hati-hati supaya tak meninggalkan suara sedikit pun.

"Sekarang, kita mau kemana, Kak?" tanya Alexa.

"Mau jalan-jalan di taman istana," usulku disambut anggukan Alexa.

Kami berjalan di koridor istana. Koridor itu tampak ramai oleh pelayan-pelayan yang membersihkan ruangan dan bermondar-mandir.

"Fyuh. Untung saja, kita mendapat bagian sebagai pelayan pribadi Elmira. Jika tidak, aku pasti takkan sanggup membersihkan satu istana walaupun bersama dengan pelayan lainnya," ujar Alexa.

"Kau benar," jawabku.

Kami berjalan di koridor istana. Berbicang-bincang sedikit mengenai Elmira. Lalu, beralih ke keluarga kami secara tiba-tiba.

"Untung saja mereka sudah mati. Jika tidak, kita pasti masih hidup dalam bayang-bayang mereka dan menjadi pelayan yang membersihkan satu kediaman," ucap Alexa, tersenyum.

Aku mengangguk. Jika sudah membahas topik keluarga, entah kenapa tiba-tiba aku merasa sedih. Bukan karena keluarga kami mati dipenggal, namun, karena perjalanan hidup kami yang dulunya cukup dikatakan sengsara. Orang-orang berkata bahwa kami pash karena kehilangan orang tua dan saudara laki-laki kami. Tetapi, semua orang tak tahu bahwa kami cukup senang keluarga kami dihukum mati dan kepala mereka digantung di tiang istana. Count Ketlovly sudah membunuh dan merampas kami dari ibu kandung kami. Sekarang, dialah yang dibunuh. Sepertinya, perkataan Alexa benar. Untung saja, mereka semua sudah mati...

Semua pelayan yang membersihkan istana secara mendadak tiba-tiba meminggir dan saling menunduk. Dan kami, satu-satunya yang berada di tengah koridor. Ternyata, Ratu Camella sedang berjalan di koridor ini. Dan sekarang, dia berada tepat di depan kami.

Aku dan Alexa cepat-cepat menunduk dan mengembangkan gaun pelayan kami. "Salam untuk Yang Mulia Ratu Camella!" ujar aku dan Alexa.

"Barusan, aku ingin bertemu dengan kalian, Alana, Alexa," ujar Ratu Camella. Ia tersenyum pada kami.

"Ada yang bisa kami bantu Yang Mulia?" tanyaku, sopan.

Raru Camella berbalik, diikuti dayang-dayangnya. "Ini tentang debutante Elmira. Mari, kita bicarakan di ruanganku, Alana, Alexa!"