Chereads / Watashi wa betsu no sekai ni sunde imasu / Chapter 2 - Keputusan Nasib

Chapter 2 - Keputusan Nasib

Dalam keadaan bingung, saya menatap wajah penjaga tersebut. Ekspresi wajahnya tampak memberi isyarat agar saya mengikutinya. Meskipun rasa cemas menyelimuti pikiran, saya pun hanya bisa pasrah dan mengikuti langkahnya. Sambil berjalan, saya melirik sekeliling, berusaha mencerna segala sesuatu yang terlihat.

Lingkungan di sekitar saya dipenuhi dengan hal-hal yang belum pernah saya lihat sebelumnya; semuanya berbeda jauh dari dunia yang saya kenal. Bangunan-bangunan megah dengan arsitektur yang rumit, jalanan yang ramai dengan orang-orang berpakaian aneh, serta suara-suara riuh yang memenuhi udara. Rasa heran dan senang bercampur menjadi satu, tetapi di sisi lain, ketidakpastian menyergap pikiran saya. Ke mana sebenarnya penjaga ini akan membawaku?

Setelah beberapa saat berjalan, penjaga itu tiba-tiba berhenti di depan pintu besar yang terbuat dari kayu ukir yang indah. Saya terkejut mendengar suara penjaga yang berbicara keras di depan pintu tersebut, seolah memberikan perintah kepada seseorang di dalam. Tak lama kemudian, pintu di hadapanku terbuka lebar, dan saya melihat sebuah aula yang luas dan megah.

Di dalam aula, banyak orang yang menatap dan berbisik satu sama lain. Suasana terasa tegang dan penuh perhatian. Saya hanya bisa berusaha tenang sambil memikirkan apa yang terjadi, berusaha menenangkan diri di tengah keramaian. Dengan langkah pelan, saya melangkah lebih jauh ke dalam aula.

Di hadapan saya, terdapat seorang pria tampan yang duduk di sebuah singgasana. Dia mengangkat tangannya, dan seketika suasana menjadi sunyi. Semua orang menundukkan kepala, seolah memberi penghormatan. Saya menyadari bahwa pria di hadapan saya adalah seorang raja, terlihat gagah dan tegas dengan mahkota yang berkilau di kepalanya. **Apakah dia seorang raja di dunia ini?**

Tanpa berpikir panjang, saya langsung bertanya, "Mengapa mereka menangkap saya? Saya hanya ingin menanyakan arah. Saya hanyalah orang yang tersesat. Saya tidak tahu dunia apa ini, dan kalian langsung menangkap dan memenjarakan saya. Saya hanya ingin pulang ke dunia saya."

Setelah mengungkapkan semua yang ada di benak saya, saya melihat raja itu berbicara. Namun, saya tidak mengerti apa yang diucapkannya. Suaranya mengalun lembut, tetapi kata-katanya terasa asing bagi saya. Tak lama kemudian, seseorang muncul dari arah pintu. Saya melihat seorang gadis cantik berambut pendek dan tegas. Wanita itu berjalan ke hadapan raja sambil berlutut, dan saya melihat raja menganggukkan kepalanya. Gadis yang ada di hadapan saya langsung berdiri dan berjalan ke arah saya, dan saya hanya bisa memandangnya dengan penuh rasa ingin tahu.

Saya mendengar suara merdu dari gadis itu, tetapi saya tidak dapat memahami apa yang dia ucapkan. Suaranya seperti melodi yang menenangkan, tetapi maknanya tetap tidak bisa saya pahami. Tidak lama kemudian, saya melihat ada cahaya berkilauan di sekeliling gadis itu. Dengan rasa penasaran dan takjub, saya memperhatikannya. Namun, tiba-tiba, satu cahaya langsung menuju ke arah saya. Saya panik dan mencoba menjauh, tetapi saya terjatuh. Merasa malu karena terjatuh di hadapan banyak orang, saya mencoba menenangkan diri dan berdiri kembali.

Entah mengapa, saya mendengar suara wanita lembut memanggil saya. Ketika saya menoleh ke belakang, saya bingung karena yang memanggil saya adalah gadis yang barusan dikelilingi oleh cahaya aneh itu. **Apa yang terjadi? Kenapa saya bisa mengerti apa yang diucapkannya?** Sesaat yang lalu, saya sama sekali tidak mengerti apa yang mereka katakan.

Saya pun mencoba berbicara, "Apakah kalian mengerti apa yang saya ucapkan?" Rasa senang mengalir dalam diri ketika mereka akhirnya mengangguk. Dengan bingung, saya bertanya kepada wanita itu, "Bagaimana bisa kamu mengerti apa yang saya ucapkan?" Gadis itu menjawab bahwa itu karena sihir yang dia rapalkan.

Saya pun bingung sekaligus terkejut bahwa di dunia ini ada sihir seperti dalam legenda. "Dunia apa ini dan bagaimana bisa saya berada di sini?" tanyaku dengan penuh rasa ingin tahu. Gadis itu hanya tersenyum, seolah menyimpan rahasia yang lebih dalam, dan berjalan kembali ke sebelah raja. Raja kemudian memperkenalkan diri, "Saya adalah raja dari kerajaan manusia bernama Loyd O'Dell Braden, raja ke-3 saat ini. Yang berdiri di sebelah adalah putri kesayanganku, Katharyn Lauren. Sekarang, kamu bisa memperkenalkan dirimu."

Dengan sedikit gugup, saya memperkenalkan diri, "Nama saya adalah Takahiro Shohei, berasal dari negara bernama Jepang." Rasa cemas menghimpit saya saat bertanya, "Mengapa saya ditahan dan dibawa ke aula ini?"

Raja menjelaskan, "Para penjaga memenjarakanmu karena kamu tampak seperti orang asing yang mencoba mendekati kerajaan. Mereka sudah memperingatkanmu untuk tidak mendekat, tetapi sepertinya kamu tidak mengerti. Demi keamanan kerajaan, kamu ditahan. Saya mendengar dari para penjaga bahwa ada orang asing yang baru saja mencoba memasuki kerajaan. Mereka bilang kamu memakai pakaian yang belum mereka lihat. Saya berpikir itu mirip dengan ramalan istri saya, jadi saya menyuruh para penjaga untuk membawamu ke aula kerajaan untuk memastikan. Setelah melihat penampilanmu, kamu memang memakai pakaian yang cukup asing, mirip dengan yang dibicarakan oleh istri saya."

Mendengar perkataan raja, saya bingung sekaligus heran kenapa ada ramalan tentang diri saya di dunia ini. Sambil berpikir, saya bertanya dengan sopan, "Apa isi dari ramalan itu?"

Raja menjelaskan, "Ramalan itu mengatakan bahwa suatu saat nanti, ada seseorang yang akan datang dari dunia lain dan membawa perubahan besar." Saya terkejut dan tidak bisa berkata-kata. Perubahan besar? Apa maksudnya? Kemudian, saya mendengar seseorang berbicara. Saat menoleh, saya melihat seorang tua menatap saya dengan sinis, "Dasar rakyat jelata! Yang mulia, saya sarankan segera kirim orang asing itu ke penjara."

Raja menjawab, "Apa maksudmu, Duke Weldon? Apakah kamu meragukan raja mu ini?"

Duke Weldon menjawab, "Tidak, yang mulia. Saya hanya curiga dengan orang asing itu. Bisa jadi dia adalah mata-mata yang dikirim oleh kerajaan musuh. Jangan gampang percaya, yang mulia."

Marquess Irvin menimpali, "Benar apa yang dikatakan Duke Weldon, yang mulia. Bisa jadi dia adalah mata-mata dari kerajaan musuh."

Raja berkata, "Jadi, kamu juga berpikir seperti itu, Marquess Irvin? Apakah kalian meragukan perkataan raja ini? Aku yang akan mengurus Takahiro, dan aku harap kalian tidak ikut campur dalam masalah ini. Mengerti?"

Mereka menjawab, "Mengerti, yang mulia." Saya hanya bisa melihat dan tidak berani melawan, karena saya tahu saya hanyalah orang asing yang datang ke dunia ini. Saya melihat Duke dan Marquess pergi dengan marah meninggalkan aula kerajaan.

Raja kemudian bertanya, "Baiklah, Takahiro. Apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu akan menetap dan berlatih di sini, atau pergi keluar dari kerajaan? Pilihan ada di tanganmu."

Saya berpikir serius. Jika saya keluar dari kerajaan, saya akan kesusahan di luar sana, belum lagi saya tidak tahu apa-apa tentang dunia luar. Jika saya menerima permintaan raja, pasti ada yang tidak suka terhadap saya.

"Baiklah, yang mulia. Izinkan saya untuk menetap di kerajaan Anda."

"Baiklah, jika itu keputusanmu. Suruh kepala pelayan untuk menyiapkan ruangan untuk Takahiro dan bantu dia untuk memahami bahasa di dunia ini."

"Dengan ini, pertemuan di aula kerajaan selesai. Kalian semua bisa kembali ke tempat kalian."

"Baik, yang mulia. Tuan Takahiro, perkenalkan saya Lukas, kepala pelayan di kerajaan ini. Saya akan mengantarkan tuan ke ruangan tuan. Mohon ikuti saya."

"Ah, baik. Dan juga, saya akan membantu tuan untuk belajar memahami bahasa di dunia ini."

"Bukan kah saya sudah bisa berbicara bahasa kalian? Untuk apa saya belajar bahasa lagi?"

"Sihir Nona Katharyn hanya bisa bertahan satu hari saja, tuan. Besok saya dan Nona Katharyn akan membantu tuan untuk belajar bahasa di dunia ini."

"Kita sudah sampai, tuan. Jika ada masalah, tuan bisa memanggilku."

"Ah, terima kasih banyak."

Akhirnya, saya memutuskan untuk menetap di kerajaan ini. Saya tidak tahu kabar di dunia saya bagaimana, dan ke depannya akan seperti apa. Dengan perasaan campur aduk, saya bingung dan stres.Sudahlah, saya akan mencoba yang terbaik untuk kehidupan saya.

Setelah berpisah dengan Lukas, saya merasa lelah dan bingung. Saya akan mandi setelah itu beristirahat. Di dalam pikiran saya, saya sangat berharap semua ini hanyalah mimpi yang akan segera berakhir. Namun, di sisi lain, ada rasa ingin tahu yang membara.Apa yang akan terjadi selanjutnya di dunia yang asing ini