Chereads / THE REBELLION COLLEGER / Chapter 10 - CHAPTER 09

Chapter 10 - CHAPTER 09

*•.¸♡ HAPPY READING ♡¸.•*

Beberapa saat yang lalu...

"Oh Argantara!"

Arga yang sedang menulis langsung menegang ketika laki-laki itu datang dengan geng basketnya

"B-Benjamin."

"Hehe muka lo napa kayak nahan boker gitu?" Terdengar gelak tawa teman-temannya. Anak-anak di kelas itu memutuskan untuk keluar daripada berurusan dengan Benjamin dkk

"Gue datang bawa kabar baik nih."

'Kabar buruk buat gue!'

"Hari ni gue ada pertandingan bola lawan kampus Andromeda, jadi lo bakal gue bebasin deh kayak awal semester. Tapi tenang aja, cuman tiga hari kok hihi. Ah tapi gimana ya kalau kawan gue yang lain ganggu lo?. Gak mungkin dong gue ganggu kesenangan mereka."

'Tuh kan!'

"Jawab bangsat."

"I-iya." Benjamin kembali tersenyum kemudian mendribble bola basketnya dan dia lempar ke kepala Arga tak cukup keras tapi tetap saja sakit

Benjamin dkk tertawa kemudian keluar dari kelas. Arga mengepalkan tangannya kuat tak peduli pada kuku yang melukai kulitnya

"Tiga hari, gue cuman punya waktu segitu." Arga bertekad kemudian beranjak dari kursinya menuju keluar kelas

Ketika hampir sampai menuju pintu keluar gedung fakultas, dia melihat gengnya Benjamin yang merokok disana

"Sial, harus lewat jalan jauh deh."

Arga memilih lewat belakang fakultas untuk sampai ke gedung fakultas Elektro yang berjarak dua gedung dari tempatnya

Sampai di depan fakultas Elektro dia berhenti sebentar dengan ngos-ngosan

"Anu permisi." Arga menghentikan seorang anak perempuan

"Eh kenapa kak?"

"Lo tau kelasnya Lilyana Maharani gak?"

"Ah cewek yang berantem di kelas itu?. Kelas Elektro¹¹," jawabnya datar sepertinya dia tidak menyukai perempuan yang dicari Arga

Laki-laki itu berterimakasih kemudian masuk. Tapi niatnya harus ditahan dulu karena Lya sudah lebih dulu pergi ketika bel istirahat berbunyi

"Oh Arga!"

'Sial kenapa ada bang Nathan?!'

Tak mau dibilang aneh-aneh, Arga lebih memilih untuk kabur dan kembali ke fakultas jurusannya tanpa membawa hasil apa-apa

"Hahh, gue terlambat."

"Terlambat apa?"

Arga terbelalak melihat kawanannya Benjamin yang kini mengelilinginya

"A-apa mau kalian?"

"Bukannya Benjamin udah bilang?. Tapi kita datang karena alasan lain, lo itu pengkhianat."

"A-apa maksud kalian?!"

"Jelas-jelas kita liat lo ke jurusan Elektro, kalau bukan karena anak baru cewek itu ya ngapain lo kesana?. Secara lo kan gak punya teman selain kita-kita haha."

Arga menelan ludahnya dan mundur. Tangannya bergetar hebat tapi dalam hati dia tak punya keberanian untuk melawan

"Lo pikir tu cewek mau bantu lo supaya masa kuliah lo nyaman?. Haha kayaknya lo dah gak waras karena kurang dipukul nih."

Dan hari itu berakhir dengan gerombolan anak itu yang menghabisi Arga tanpa menghiraukan permintaan maaf anak malang itu

"Haha dasar lemah. Kami bakal langsung habisi tu cewek hari ni di bawah jembatan, dan itu semua karena lo bangsat. Cuih." Laki-laki itu meludah kemudian membawa teman-temannya pergi

Mendengar kalimat yang terakhir, Arga terbelalak dan mencoba untuk bangkit meski harus merangkak. Ada rasa bersalah di hatinya karena melibatkan perempuan yang bahkan tidak dia kenal

'Bangsat!. Kalau begini dia benar-benar bisa-'

"Lho Arga?!"

Arga tersentak

"Bang Nathan?"

"Yaallah lo kenapa?!" Nathan dengan cepat menggendong Arga di pundaknya kemudian berlari menuju UKK

Kehadiran Nathan sebenarnya kebetulan yang menguntungkan. Sehabis dari menemani Lya belajar di perpustakaan, dia yang tidak ada jadwal matkul memutuskan untuk menemui Arga karena sikapnya yang aneh

Bagi Nathan, Arga itu sama sepertinya dan Lya. Anak-anak spesial Rajawali

"Bu tolongin!" seru Nathan ketika masuk UKK

"Bang jangan pikirin gue. Sekarang cewek itu lagi dalam bahaya." Nathan cengo

"Cewek?. Yang mana satu?"

"Adek tingkat lo!."

"Oh Lya!. Dia lagi dalam bahaya?. Wah gawat nih." Nathan menaruh telunjuk di dagunya dengan wajah serius

"Makanya lo cepat kesana sebelum para bajingan itu sampai!" Nathan terkekeh dan menenangkan Arga

"Kalau gue kesana juga gak ngerubah apa-apa kan?. Dan lagi, bukan Lya yang dalam bahaya. Tapi mereka."

~•~

Ash keluar dari toko roti dengan menyantap kue di tangannya dengan senyum bahagia

"Akhirnya nyobain juga ni red velvet!. Gila ya baru juga bukan ni toko tapi dah ludes, yahh gak nyesel gue beli. Besok bolos aja kali yak biar gak ngantri."

Perempuan berambut pendek berwarna biru malam itu hendak berjalan menuju bawah jembatan dengan hati senang, tapi dia langsung berhenti melihat gerombolan laki-laki yang membawa senjata di tangan masing-masing

"G-gila dua belas orang!. Tunggu kayaknya gue kenal siapa itu." Ash menyipitkan matanya mencoba mengenali punggung dari seorang perempuan yang juga ingin melewati bawah jembatan

"Ohh ini ya. Cewek mata empat yang berani banget mau nguasain kampus kita."

Ash terbelalak sudah mendapat jawaban kemudian bersembunyi di belakang tong sampah

"Gila!. Gue tau dia kayak monster tapi masa ngelawan dua belas cowok yang fisiknya lebih besar dari cewek?!. G-gue kudu gimana nih?. Telpon polisi kah?"

"L-Lya, kita harus gimana?" kata Echa bergetar takut

Lya langsung menarik Echa ke belakang kemudian memberikan kacamatanya

"T-Tunggu kamu gak kepikiran buat ngelawan mereka kan?!"

"Gak. Bakal ku bunuh mereka." Echa tersentak disusul suara tawa kedua belas laki-laki itu

"Hee cewek ini berani juga ya. Wajar sih, kan katanya mau nguasain kampus. Dan yang kemarin itu juga kebetulan tuh, Ulza si jalang itu memang lemah aja, dia sok-sokan berkuasa karena suka si Sebastian bangsat. Dan lo bukannya sehari-hari itu belajar ya?. Lo pikir bisa ngalahin-."

BUAGH

"UHUKK!" Echa menutup mulutnya sangking kagetnya. Laki-laki itu terhempas

"Gue gak ada waktu buat dengar ceramah lo. Maju sini, keparat-keparat sialan."

Sebelas laki-laki yang tersisa berteriak marah dan maju bersamaan membuat Echa histeris. Lya menghirup udara kemudian menendang air lumpur ke mata tiga laki-laki di depan hingga mereka berhenti

"Akh mataku!"

Lya mengepalkan tangannya dan menghajar dagu serta jakun laki-laki pertama, menyikut perut laki-laki kedua dan juga menghajar wajahnya, dan laki-laki ketiga ia benturkan ke tanah dengan keras

Echa dan Ash tercengang di tempat. Si ketua, Fajar Darwoto, menggeram kesal melihat itu

"Serang dia!"

"Berasa main film perang ya bangsat."

Semuanya terkejut bahkan Lya sekalipun saat seorang laki-laki tiba-tiba datang dan mendekat. Echa tersentak baru menyadari laki-laki itu yang sebenarnya sudah dari tadi memperhatikan dari ujung dengan sebatang rokok

"Siapa bajingan ini?"

"Hee biar gue kenalin diri." Laki-laki itu melepas topi jaketnya dengan gaya mendapat tatapan malas dari Lya

"Gue Evander Raditya, yang paling kuat di kompleks Mentari!"

T͇O͇ ͇B͇E͇ ͇C͇O͇N͇T͇I͇N͇U͇E͇>͇>͇>͇

~••Sneak Peek••~

"Gak. Buat apa rencana?. Tinggal habisi aja si jalang itu."

ENJOYYY(⁠~⁠ ̄⁠³⁠ ̄⁠)⁠~