*•.¸♡ HAPPY READING ♡¸.•*
"Bu Sindy!. Bu Sindy!"
Sang empunya nama berbalik dengan mata tajamnya, dikiranya yang memanggil barusan adalah mahasiswa yang tidak sopan. Rupanya salah satu dosen
"Pak Ridho, kenapa terburu-buru begitu?"
"Ini bu cepat lihat!" Sindy dengan bingung mengambil alih handphone pak Ridho dan dahinya mengerut melihat video yang terputar disana
"Wah lihat gadis ini, kau mau melawan ha?!"
BUAGH
Sindy terkejut bukan main
"I-itu murid ku!"
"Iya bu, tapi tonton dulu sampai habis."
Rupanya ada yang merekam video Lya yang menolong bibi Marda di komplek Mentari kemarin. Setelah selesai melihat video itu, Sindy berterimakasih pada pak Ridho kemudian berlari kecil menuju kelasnya
Kelas Teknik Elektro¹¹ belum lama ini terasa damai dan tentram karena gengnya Austin sudah tidak berani masuk ke kelas kecuali jam matkul
Ssrkk
Kelas yang tadinya hening berubah menjadi ribut dengan semua anak kelas yang kembali ke kursi masing-masing. Lya terbangun dari tidurnya saat teman sebangku menggoyang tubuhnya
"Ibu cepat banget masuk hari ini bu."
"Ah iya, biar kita cepat istirahat juga kan?" Sindy sempat melirik pada Lya yang mengucek matanya karena mengantuk, dia menyadari beberapa plester yang terpasang di wajah muridnya
"Lilyana Maharani!" Lya tersentak kaget dan sontak menatap sekeliling
"I-iya bu?"
"Kamu kenapa mengantuk begitu pagi-pagi?. Cepat sana cuci muka mu, jangan ke kantin tapi ya!"
Lya mengangguk malas kemudian keluar lewat pintu belakang kelas. Kemarin dia tidak jadi pergi ke les karena tak mungkin masuk dalam keadaan wajah lebam begitu, alhasil dia harus bergadang untuk mengejar pelajaran
Makanya saat ini dia mengantuk luar biasa. Lya akhirnya sampai di toilet perempuan, dia main masuk begitu saja kemudian mencuci wajahnya dengan santai
Ketika mendongak dia terkejut melihat seorang perempuan malang yang terduduk dengan wajah babak belur dan rambut yang terpotong mengenaskan, ditambah empat cewek lainnya dimana salah satunya memegang cutter
'Ahh para berandalan ini, masih pagi juga. Gak usah ikut campur ah'
Lya mengeluarkan sapu tangan untuk mengusap wajahnya dan hendak menuju pintu keluar, tapi tiba-tiba salah satu cewek itu mengunci pintu toilet
"Saya mau keluar."
"Ngomong apa bangsat ini?. Hey lo masuk gitu aja tanpa liat-liat dulu, lo sengaja kan?!"
"Pfftt- ada cabe tuh nyangkut di gigi mu." Cewek itu tersentak dan langsung melihat pantulannya di cermin
"Bercanda!" Lya memukul tengkuk gadis itu hingga pingsan
"Brengsek!"
'Aku hanya perlu menghindar dan membuat mereka pingsan. Gak perlu ada pertarungan besar disini'
Dua perempuan maju tapi dengan mudahnya Lya hindari karena dia mengincar yang di belakang. Cewek yang memegang cutter tadi terkejut saat Lya sudah berada di belakangnya dan mencekik lehernya kuat
"Le-pas-kan!"
Dua cewek tersisa yang maju ingin menolong dengan mudahnya ditendang oleh Lya hingga tersungkur. Cewek yang berada di kekangannya akhirnya melemah dan menjatuhkan cutter, tak lama kemudian ambruk tak sadarkan diri
"Aneh, kalian menyerang orang sembarangan karena menganggap diri kalian ada diatas. Cutter itu sama sekali tak mempan padaku tau," kata Lya
'Aku pernah berhadapan dengan yang lebih buruk daripada itu'
Lya tersentak saat perempuan malang tadi langsung melarikan diri dengan takut tanpa bicara apa-apa
"Astaga dia tak tau terimakasih ya, yahh aku juga datang bukan karena ini sih. Hmm." Lya menatap wajah dua perempuan yang gemetar takut dan dua lagi yang masih tak sadarkan diri
Lya mengangkat pundaknya dan keluar dari toilet, bersamaan dengan itu Liodra bersama anak-anak BEM nya datang
"Mereka di dalam, kalian cepat masuk!" Anak-anak BEM perempuan itu mengangguk kemudian masuk ke toilet
"Kalian … regu penyelamat dari bully ya?. Tapi kenapa selalu datang terlambat?. Nunggu korbannya mati dulu?" Liodra terdiam
Lya menatapnya datar dan pergi dari sana mengingat dirinya ada kelas
"Cewek itu … gue pernah liat dimana ya?"
Ssrkk
Sindy menengok ketika pintu belakang kelas terbuka, rupanya Lya sudah kembali. Walau masih dalam keadaan utuh, dia sangat paham raut wajah Lya yang berubah dingin
'Ada sesuatu ya…'
~•~
Video tentang Lya yang menghajar brutal lima pria bertubuh besar menjadi viral dan tersebar dengan cepat
Pihak kampus sudah was-was kalau video yang beredar adalah tentang kenakalan mahasiswa mereka. Tapi untungnya ada Nathan yang langsung menjelaskan niat baik Lya sehingga mereka tak perlu khawatir
Disisi Aslan, dia juga sudah menonton video tersebut setelah diberitahu Benjamin yang paling update masalah internet. Austin juga setelah menonton langsung kembali merinding mengingat dirinya yang dihajar habis-habisan oleh Lya saat itu
'Rupanya gue waktu itu cari mati ya'
"Gimana menurut lo Lan?. Menarik gak sih ni cewek," ucap Benjamin memanas-manasi. Aslan hanya diam dengan dahi berkerut
"Siapa namanya?"
"Lilyana Maharani, mahasiswi baru."
Sementara itu di atap kampus, ada kelompok perempuan yang hampir sama dengan Aslan. Bedanya mereka hanya diisi cabe-cabean tukang bully, tapi ketua mereka yaitu Ulza Katarina tentunya tak bisa dianggap remeh
Dan lagi dia dan Liodra adalah musuh bebuyutan. Saat ini Ulza bersama gengnya berjalan di koridor kampus dengan angkuh sampai anak-anak disana tak berani menatapnya
Mereka sampai di suatu kelas dan kehadiran mereka langsung membuat Shafa, perempuan malang yang diselamatkan Lya, langsung gemetar di tempat
'Tolong jangan kemari!. Tolong jangan kemari!'
Ulza tersenyum senang melihat reaksi itu dan berjalan ke meja Shafa
"Hai Shaa temanku~. Katanya kamu kabur ya, padahal keempat temanmu ini sedang berjuang lho~. Bisa-bisanya kamu begitu." Ulza menjambak rambut Shafa hingga ia meringis sakit
Semua yang ada di kelas tentunya tidak berani untuk membantu atau mereka akan menjadi korban selanjutnya
"Lo senang kan?. Iya kan bangsat?!" Shafa menggeleng cepat dan tanpa sadar dia menangis ketakutan
"Dia teman lo ya."
"B-bukan!. A-aku sama sekali gak tau dia siapa."
"Bacot!" Ulza menghempaskan kepala Shafa karena kesal lalu memanggil empat perempuan yang membully tadi
PLAKK PLAKK
Satu persatu dari mereka mendapat tamparan keras dari Ulza hingga lebam
"Bisa-bisanya kalian kalah dari cecunguk gak jelas?!. Katakan, siapa dia!. Kalau gak tau gue tampar!"
"I-ini dia!" Salah satu dari mereka menunjukkan video
"D-dia anak baru di jurusan Elektro!"
"Hee menarik, dia bisa ngalahin bapak-bapak kuat begitu ya." Ulza dengan entengnya menyesap rokok di dalam kelas itu
"Tapi … memangnya dia bisa bertahan kalau diserang dengan senjata?"
~•~
"Lya ikut kita ke kantin gak?!"
"Eh gak dulu Ca, gue mau ganti plester."
Lya langsung melenggang pergi ke unit kesehatan kampus. Ketika masuk sudah ada bu Maria, si dokter albino yang sangat-sangat cantik
Dia mengobati wajah Lya dengan telaten
"Saya udah liat video kamu. Baru kali ini lho ada anak Rajawali yang kelahi tapi membantu orang."
"Iya hehe. Kebetulan aja itu bu."
"Kebetulan yang menguntungkan kan?" Lya terkekeh dan menatap pantulannya di kamera handphone dengan plester baru di wajahnya
Ssrkk
"Wah itu beneran lo!" Lya tersentak dan menengok ke depan, dimana ada seorang perempuan dengan rambut pendek berwarna biru yang tidur di kasur sebelah
"Yang di video itu betulan?!" Lya menatap malas perempuan itu yang antusias sampai pindah duduk ke sebelahnya
"Hei hei, gue Ashley Paramitha. Orang-orang sih manggil gue Ash, kita temenan ya!" Lya menepis tangan Ash yang mau memeluknya
"Apa sih?"
Lya bangkit hendak menuju pintu keluar, tapi tiba-tiba Ash menahan tangannya
"Lo harus hati-hati."
"Eh kenapa?"
"Lo itu udah masuk blacklist nya kak Aslan tau!"
Lya terdiam. Sebenarnya setiap nama itu disebut, dia selalu membayangkan laki-laki berotot yang bisa makan sapi dalam sekali telan
"Sok tau lo."
"Ih gue serius!. Salah satu pilar kampus, Sebastian Halim, dia itu kakak sepupu gue yang paling deket. Dia sendiri yang bilang!"
"Terus?. Itu artinya lo dipihaknya toh?. Kenapa ngomong sama gue?" ketus Lya
"Karena gue … gak suka sama Aslan. Gue mau bantu lo buat ngambil alih kampus ini!"
Lya menatap sedatar-datarnya dan keluar dari UKK begitu saja dengan Ash yang masih mengejarnya sambil berteriak heboh
Alis kiri Lya naik melihat teman-temannya yang tidak berani masuk ke kelas
"Kenapa?. Ada gengnya Austin?" Echa menggeleng dan menahan Lya untuk tidak masuk, tapi gadis itu keras kepala
Ash yang juga ada disana langsung terdiam. Alasan mereka semua gak mau masuk karena ada seorang perempuan yang tengah duduk diatas meja Lya sambil memutar-mutar gunting di tangannya
Lya terbelalak melihat tiga perempuan anak kelasnya yang berlutut dalam keadaan babak belur dan rambut mereka yang terpotong mengenaskan
"Ahh~ udah datang ya."
"Oy." Ulza menyeringai dan terkejut saat Lya tiba-tiba dengan mudah mengangkatnya turun dari meja
"Jadi kotor kan." Lya mengeluarkan tisu basah dan mengelap mejanya membuat Ash membeku di tempat tak mengira itu
Ulza berteriak marah dan langsung melayangkan guntingnya, tapi…
"Hahh, gue mau tanya. Siapa lagi lo bangsat?"
BUAGH
T͇O͇ ͇B͇E͇ ͇C͇O͇N͇T͇I͇N͇U͇E͇>͇>͇>͇
~••Sneak Peek••~
"Dia mungkin memang kuat tapi gak lebih kuat dari keempat pilar."
ENJOYYY(~ ̄³ ̄)~