Chereads / naga terkuat yang terlahir kembali / Chapter 3 - api neraka di malam hari

Chapter 3 - api neraka di malam hari

Malam hari di hutan itu banyak hewan dan serangga mengeluarkan suara khasnya, terdengar begitu jelas mengisi keheningan hutan. Namun tiba-tiba terdengar dari jauh raungan monster yang begitu kuat sampai tanah bergetar. Suaranya seperti monster yang sangat besar.

"Hawa keberadaan ini... Takashi, apa kau bisa meneruskan transfer energi sihirnya sendirian? Aku punya firasat buruk tentang monster langka itu. Aku akan pergi melihat keadaan Ryuuji sebentar."

"Tenang saja, Hiroshi. Jangan meremehkan jumlah energi sihirku. Aku bisa melakukan ini sendiri meski tanpamu seharian penuh," ujar Takashi dengan bangga.

"Kalau begitu baguslah."

Hiroshi menggunakan teknik ninjanya, berlari secepat kilat menuju hawa keberadaan yang mengerikan itu dan menemukan Ryuuji yang bermandikan darah serta kesulitan melawan makhluk mengerikan itu.

Hiroshi lalu mengambil 6 bom asap kecil di tas pinggangnya dan melemparkannya tepat ke arah 6 mata monster itu, membuatnya buta sementara. Setelah itu, ia melanjutkan serangannya, mengeluarkan katana dari sarungnya. Dengan secepat kilat, ia menebas salah satu kaki belakang monster itu. Tebasan itu berhasil menembus kulitnya yang sekeras besi, mengakibatkan lumpuh. Meski begitu, monster jenis iblis itu dapat melakukan regenerasi yang cepat.

Raut wajah Ryuuji yang sebelumnya kosong sekarang sudah penuh dengan harapan baru karena kedatangan Hiroshi.

"Ryuuji, sekarang kita tidak punya waktu banyak. Cepat naik ke punggungku. Aku akan mengendongmu, kita melarikan diri dulu sementara waktu untuk memikirkan rencana selanjutnya."

"Iya, kak Hiroshi," ucapku dengan semangat.

Hiroshi kemudian menggunakan seluruh sisa energi sihirnya berlari secepat kilat menuju area dataran tinggi yang sejauh mata memandang hanya ada bebatuan besar. Di tempat itu sempurna untuk menikmati pemandangan bintang. Ryuuji dan Hiroshi bersandar di batu besar itu, sembari bernapas lega karena berhasil kabur dan menikmati pemandangan Langit malam berbintang.

Hiroshi lalu bertanya dengan cemas pada Ryuuji, "Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa monster jenis iblis itu bisa ada?"

"Aku tidak tahu. Kemungkinan itu adalah jenis monster langka yang tadi ia berubah menjadi monster jenis iblis."

"Monster jenis iblis? Baru pertama kali ini aku mendengarnya di desa ini. Sebelumnya aku tidak pernah mendengar jenis monster seperti itu," ucapnya sambil berpikir karena baru tahu ada monster jenis seperti itu.

"Ryuuji, sebaiknya kita kembali ke desa dulu, melaporkan hal ini pada kepala desa. Luka di kepalamu cukup parah, kau harus segera mengobatinya sekarang," bujuk Hiroshi.

"Tidak perlu khawatir, aku masih kuat. Sekarang aku hanya perlu beristirahat sebentar untuk memulihkan tenagaku. Setelah itu, aku akan memancing monster itu ke Aiko agar masuk ke zona serangan sihirnya," ujar Ryuuji dengan napas terengah-engah.

Hiroshi kemudian melihatnya dengan simpati. "Ryuuji, aku tahu kalau kau ingin membuat Aiko bahagia, tapi kalau kau memaksakan dirimu terus, kau akan membuat hatinya sedih."

"Ah, aku tahu. Namun dulu aku pernah berhutang padanya dan sampai kapan pun aku mungkin tidak akan pernah bisa membalasnya. Dulu, saat kami masih kecil, aku belum mempunyai kekuatan seperti sekarang. Hanya Aiko saja yang membantuku untuk menemukan potensi kekuatanku sekarang ini. Karena itu, aku mau membuatnya tersenyum setiap saat. Aku tidak mau, saat kembali ke desa nanti, melihatnya dengan wajah kecewa karena kegagalanku."

"Maka dari itu, kakak Hiroshi, tidak perlu khawatir seperti itu padaku. Kalau untuk kebahagiaan Aiko, apa pun bisa kuberikan padanya, termasuk nyawaku ini," ujarku dengan serius.

Setelah mendengar penjelasannya yang panjang, keinginan Hiroshi untuk membujuknya jadi hilang.

Hiroshi lalu mengambil 3 botol kecil obat herbal di tas pinggangnya. "Ini, aku membawa beberapa obat herbal. Minum saja semuanya, itu akan membantumu mempercepat pemulihan sementara waktu."

"Ya, terima kasih. Saat pulang nanti, aku akan menggantinya."

"Tidak perlu berterima kasih. Sebagai orang yang lebih tua, aku memiliki kewajiban untuk selalu membantu yang lebih muda, karena itu adalah cara kerja petualang yang baik dan profesional. Ingat itu baik-baik jika kau ingin menjadi petualang nanti," nasihat Hiroshi dengan senyum ringan.

Setelah beristirahat sebentar dan membuat rencana untuk memancing monster itu, mereka kemudian kembali lokasi sebelumnya dan melihat makhluk tersebut masih berada di tempat yang sama.

Hiroshi kemudian muncul di hadapan monster itu, melemparkan beberapa senjata ninjanya ke monster itu. Suara dentingan senjata itu seperti benturan besi yang keras mengema di udara. Makhluk itu mulai marah. Setelah itu, Hiroshi berlari secepat mungkin, memancingnya ke zona serangan sihir Aiko dan makhluk itu mulai menghentakkan kakinya lagi, membuat tanah bergetar seperti gempa, bersiap menyeruduk Hiroshi.

Karena sedang bersiap menyeruduk, makhluk tersebut tidak sadar dengan kedatangan Ryuuji di belakang. Ia memegang ekor iblis besar itu yang hanya sepanjang 2 meter.

Monster tersebut selanjutnya melaju dengan cepat menyerang Hiroshi, tapi karena Ryuuji menggenggam ekornya dan menahannya dengan kuat, membuat kecepatannya sekarang berkurang sehingga Hiroshi dapat mengatasi kecepatan iblisnya.

Tidak lama, mereka hampir sampai ke zona sihir Aiko. Dari jauh, terlihat jelas cahayanya yang merah menjulang tinggi dan berkilau. Hiroshi masih kuat berlari cepat karena Ryuuji mengendalikan kecepatannya.

"Tepat saat Aiko sudah hampir selesai dengan mantranya, monster itu menyadari akan keberadaan Ryuuji. Ia langsung berbalik arah. Ryuuji, yang sudah kelelahan, menyadari tidak mungkin menghindari serudukannya yang luar biasa cepat. Ryuuji kemudian mulai menyilangkan tangan di depan untuk menghadapinya."

Terlihat muka monster itu sangat murka dengan 6 matanya memancarkan cahaya merah. Cahaya itu dalam sekejap menyeruduk Ryuuji, melemparkannya ke langit yang tinggi. Lalu makhluk iblis itu menatap ke langit, bersiap mengeluarkan napas apinya. Sementara itu, Aiko siap melancarkan sihir tingkat 8 dengan mata yang serius, fokus membidik, ia mengarahkan tongkatnya ke target.

"Infermis!"

Ujung tongkat Aiko berkilau dengan cahaya merah yang sangat terang, memunculkan lingkaran sihir dengan ratusan huruf-huruf kuno yang tidak dikenal. Perlahan angin di sekitar mulai berembus dengan kencang, layaknya tornado. Takashi, yang merasa akan terbawa angin, segera bergegas mencari pohon yang terlihat kokoh, lalu merangkulnya dengan erat.

Terdengar suara gemuruh amat keras di udara, lalu dalam sekejap, tongkat itu meluncurkan cairan api neraka yang menyilaukan, menyala-nyala menembus gelapnya malam menuju makhluk itu. Dengan mudah, cairan tersebut melubangi jantungnya dan meninggalkan jejak panas yang membakar segala yang dilaluinya. Meski begitu, monster itu berhasil melancarkan napas apinya ke langit menuju Ryuuji.

Ryuuji merasakan tubuhnya melayang bebas di udara, dan kedua lengannya mati rasa akibat serangan yang dahsyat. Di udara, angin terasa begitu dingin dan sangat kencang, napasnya mulai terasa sesak. Di tengah keadaan itu, terlihat cahaya kuning yang perlahan mendekat. Tidak lama, dia sadar itu adalah napas api makhluk iblis.