Chapter 8 - Aeterna tristitia

keesokan harinya

di sebuah pagi yang cerah matahari bersinar terang di perbukitan yang hijau dan berbatu

trio shinigami telah keluar dari goa dan masih melanjutkan perjalanan mereka untuk mencari sebuah bunga keabadian

Vina menghela nafas sambil menguap dengan rasa kantuk yang masih ada di wajahnya

"aku tidur nyenyak sekali malam tadi... walaupun tidak sepenuhnya tenang dan nyaman karena harus terlelap di atas batu"

"kenapa bahas batu Mulu sih? gaada yang lain apa?" tanya Alvin

"oh ya? omong-omong aku tidur nyenyak sekali semalam karena sehabis makan makanan lezat"

ujar Irman

Vina lalu memutar matanya sambil melanjutkan jalan nya di bawah sinar matahari dilangit biru yang indah dengan suasana pagi yang cukup cerah dan menyenangkan

***

sementara itu di dunia Cardinal demonic kingdom kita akan melihat beberapa iblis sedang membuat senjata perang beberapa diantaranya adalah Lucaz, Kazura, Lucifer, dan juga masvenn

mereka berencana membuat sebuah kendaraan perang yang berupa tank dengan beberapa teknologi dan sihir magis yang begitu hebat

Kazura berpikir

sepertinya mustahil untuk menyelesaikan projects ini dalam waktu dekat

namun aku harus segera menemukan para shinigami itu sebelum terlambat

"Hey! bisa cepat sedikit tidak!? kita tidak punya banyak waktu untuk omong kosong yang tak berguna"

ia berteriak kepada massvenn yang seorang kuli sekaligus ilmuan dan otak kerajaan demonic di dunia cardinal

"bisakah kau sabar sedikit!? kau tidak membayar ku untuk ini ingat!?"

kata Massvenn dengan tegas sambil terus menyelesaikan pekerjaan nya

Lucaz hanya menyimak pembicaraan mereka sembari mengunyah permen karet yang ia temukan di dunia manusia

"walaupun ini membutuhkan waktu yang lumayan lama, tapi aku pasti yakin para shinigami itu tidak akan bisa lolos dan kabur jika kita punya senjata ini!"

"jangan terlalu percaya diri, kau bahkan dulu di roasting oleh salah satu prajurit kerajaan Arthur saat kalah melawan nya" kata Lucifer

ia kemudian menjawab dengan kesal lalu meludahkan permen karet yang ada dimulut nya ke tanah

"tidak usah membahas kejadian di masa lalu oke!? itu sudah puluhan bahkan ribuan tahun lalu, aku yakin prajurit itu sudah mati"

ia terlihat kesal saat Lucifer membahas tentang betapa lemahnya dia di masa lalu sampai harus tersungkur ke tanah dan dikalahkan oleh salah satu anak buah seorang kaisar manusia

kembali ke masa sekarang

Trio shinigami sedang memanjat bukit curam dengan penuh perjuangan dan ambisius

Irman tidak menemukan kendala apapun karena ia bisa terbang

faktanya jika Irman membawa kedua orang tersebut terbang bersamanya kemungkinan besar mereka akan jatuh karena beban yang berlebihan

Vina menatap jengkel pada Irman sambil terus memanjat tebing bersama Alvin

"Dasar kau, hanya karna dia bisa terbang wajahnya bangga sekali karena tak perlu bersusah payah"

"andai saja Sayap Iblis ku masih ada kita tak mungkin kesulitan mendapati tantangan yang rumit ini" Jawab Alvin dengan nafas yang tersengal-sengal

sedangkan Irman hanya terduduk sambil melihat kebawah menyaksikan betapa susahnya mereka memanjat dia memasang muka bangga di wajahnya

setelah beberapa saat akhirnya mereka semua bisa naik ke atas tebing dan akhirnya mencapai sebuah tempat terpencil di daerah atas awan

Vina melihat ke beberapa sudut tebing di sekitarnya merasa ada sesuatu yang berbeda dan aura yang special

sampai akhirnya dia menemukan suatu benda yang merupakan tujuan mereka di gunung dan berpetualangan disini

"tunggu!? bukankah itu Edelweiss!!!???"

sontak Mereka berdua tertuju kepada bunga berwarna putih keabuan yang ada di depan nya

dengan senyum gembira Irman dan Vina memetik beberapa bunga edelweiss dan dijadikan sebuah buket sebagai hadiah untuk Aellynn

Alvin melihat tingkah kedua orang tersebut sembari tersenyum lembut karena ikut bahagia

namun suatu ketika beberapa saat setelahnya mereka merasakan suatu aura kehidupan yang teramat positif

cahaya kehidupan di tengah-tengah taman bunga di atas langit

auranya sangat nyaman dan positif membawa kegembiraan dan kebahagiaan

ternyata aura tersebut milik seseorang

"hm...? siapakah kalian wahai mahkluk fana...? aku telah menjaga bunga ini selama ribuan tahun namun aku belum pernah menemukan seseorang yang dapat sampai kesini tanpa rintangan yang rumit"

seorang pria dengan pakaian yang amat elegan dengan wajah tampan nya mendatangi mereka bertiga

trio shinigami mulai terpanah dengan seseorang yang ada di depan nya

mereka seperti tidak asing dengannya

bahkan tentang suaranya ia bisa mengetahui siapa sosok di depan nya

"Kamu...? sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya? atau hanya perasaanku saja?" kata Vina sembari berdiri dari posisinya

pria itupun terbelalak sedikit saat melihat Vina, sepertinya ia sudah mengenali siapa wajahnya

"kamu, bukankah sosok pahlawan legendaris di masa lalu itu? tapi mengapa kalian bisa ada disini?"

ia sepertinya mengenali Vina dan Kedua orang yang lain nya dengan senyum lembut dirinya pun tertawa kecil

"ternyata begitu ya, aku bersyukur kalian bisa selamat sampai disini"

Pria itu bernama latifa lenathea dia merupakan seorang shinigami yang terlupakan karena dirinya begitu sering meninggalkan istana demi kepentingan masyarakat dan melindungi kerajaan dari jarak jauh serta memantau pergerakan musuh

Latifa memiliki skill yang bernama hyrles untuk mengetahui maksud dan tujuan dari seseorang yang sedang berbicara padanya

intinya kalian tidak bisa berbohong di depan Latif, karena dia sudah tahu maksud dan tujuan kalian yang sebenarnya

Vina berdehem sejenak dan melanjutkan perkataannya sebelumnya

"jadi, kamu benar-benar Latif? sudah berapa lama kamu disini? apakah kamu yang menjaga hutan dan gunung disini?"

"ternyata kamu masih ingat diriku? aku terkesan, ya benar aku adalah Latif anggota shinigami yang bertugas mengawasi dan menjaga perdamaian yang telah dibuat kaisar Arthur" jawab Latif

"kalian ingin mengambil bunga edelweiss ini untuk keperluan penting? maka silakan ambil saja aku tidak melarang sama sekali" lanjutnya Latif

Vina mengangguk dan kemudian ia berterimakasih pada Latif dengan senyum manisnya

"omong-omong Latif, apakah kau mau ikut kami untuk berpetualang serta mengumpulkan seluruh shinigami dan mengembalikan kejayaan dan perdamaian kembali?"

"tidak perlu, aku sudah cukup lelah berperang di masa lalu sehingga aku tidak bisa memenuhi permintaan mu kapten" jawabnya Latif

"walaupun kalian dihadapkan dengan beberapa rintangan dan halangan aku akan tetap membantu untuk perjalanan kalian dari jarak jauh"

singkat cerita mereka semua telah turun dari gunung byrothy sambil membawa bunga edelweiss yang berada di tangan nya

mereka bertemu dengan Latif seorang penyihir shinigami yang telah terlupakan karna suatu kejadian di masa lalu

Alvin Vina dan Irman Bergerak menuju ke Ibukota Kerajaan peri dengan suasana hati yang senang dan gembira

namun takdir berkata lain

Seluruh hutan dan kerajaan peri telah hangus terbakar oleh api dan di tengah-tengah adanya bencana alam tersebut

terdapat sosok yang mengerikan datang dengan sayapnya yang lebar dan juga menakutkan

Raja Iblis Lucaz ternyata telah bergerak keluar dari dunia cardinal sambil membawa armada perang di udara

Iblis itupun tertawa nyaring hingga terdengar sampai ke seluruh penjuru dunia

"khahahaha!! aku akan membakar dan menghabisi seluruh alam peri hingga habis tak tersisa"

"Aku akan menghancurkan apa yang telah kalian bangun sesuai dengan hukum alam di dunia ini"

Lucaz tertawa Sambil terus melancarkan tembakan bola api raksasa diiringi dengan serangan nuklir dari tank yang telah mereka buat dengan teknologi yang begitu hebat

mereka mengobrak-abrik seisi alam peri dengan sadis dan mengerikan

seluruh kejadian itu terjadi di depan mata Ketiga shinigami yang ada di depan nya

mampus kah mereka bertiga melawan dan menghentikan aksi Lucaz dan pasukan nya?

To Be Continued