Chapter 7 - a comfortable night

Malam yang sepi dan sunyi dengan pemandangan langit Aurora yang perlahan menghilang karena ditutupi awan mendung berwarna hitam

Alvin Vina maupun Irman dalam keadaan terlelap dibawah sebuah pohon beringin tiba-tiba terbangun karena ada sebuah suara guntur yang lumayan besar datang dari langit

"Suara apa sih itu…? bikin kaget saja" gumam Vina sambil terduduk kaget dan shock

Alvin yang menyadari adanya guntur tiba-tiba langsung bangkit dan berdiri dari tidurnya karena merasakan sesuatu yang aneh

"aku belum pernah menyaksikan fenomena Aurora dibarengi oleh suara guntur petir akan tanda turun nya hujan"

setelah mengatakan hal itu Rintik hujan mulai turun dari langit di barengi dengan datangnya angin dingin dari arah selatan dengan kencang berhembus menghasilkan hawa yang tidak nyaman

Irman yang daritadi tidak peduli dengan adanya bencana alam dan terus tertidur sambil memeluk pedang raksasanya kemudian terbangun dengan hati gelisah

"aku merasakan adanya hawa keberadaan suatu entitas yang tidak mengenakkan"

Vina merasa aneh

saat itu terpikir olehnya

jika Alvin dan Irman merasakan sesuatu yang tidak nyaman hingga menjadi tanda akan terjadinya bencana alam ataupun sesuatu yang belum pernah kami hadapi sebelumnya

apakah ini ada kaitannya dengan Para iblis ataupun sebagainya

Jika benar — Vina merasa gelisah sekaligus panik

"kita harus pergi dari tempat ini sebelum semuanya terlambat!"

Alvin Vina dan Irman kemudian bergerak menjauh dari bawah pohon beringin yang kemudian tumbang kebawah hingga menciptakan sebuah sosok mahkluk tak dikenalnya

Sebuah Pohon beringin yang telah berhenti tumbuh sejak ribuan tahun akan menghasilkan sebuah mahkluk yang bernama Otto

Otto adalah ketakutan para peri ketika mereka sudah menunjukkan dirinya maka umur seorang peri tak akan lama lagi karna akan dibunuh olehnya

singkat nya Otto merupakan sebuah mahkluk untuk mengurangi populasi Para peri

Irman yang menyaksikan Kejadian tersebut kemudian melakukan pose tangan peace lalu memudar dan menghilang

Alvin yang merupakan seorang Vampire tertawa kecil dengan sosok Irman yang menghilang

"khehe, seseorang yang kuat telah bertemu dengan counter alaminya disini."

"aku senang sekali ketika bertemu dengan mahkluk yang belum pernah aku temukan sebelumnya"

"sepertinya akan seru jika kita bertarung 1 vs 1 sementara yang lainnya akan menonton saja!"

secara tiba-tiba Vina menyela Alvin dan menghentikannya dengan tangannya lalu kemudian berkata

"diamlah dia mangsaku, aku hanya akan menunjukkan teknik baru ku padanya"

"sepertinya kau memaksa sekali Baiklah tapi kali ini saja ya, aku juga penasaran dengan teknik baru apa yang kau maksudkan" jawabnya Alvin

Vina memandang — Otto sebagai seorang mahkluk yang lemah karena bentuk tubuhnya yang kurus dan cungkring

singkatnya dia meremehkannya

Ia membungkuk dan memegang gagang pedang di sisi kanan tubuhnya menargetkan Otto sebagai mangsanya

"Rasakanlah tebasan kegelapan yang sangat dalam hingga menembus jiwa dan raga suatu entitas sampai membunuhnya tanpa rasa takut akan kematian sesungguhnya"

"Shado-"

sesaat sebelum menyelesaikan mantranya Tiba-tiba Alvin dengan cepat melepaskan serangan Blood Canon pada Sasarannya

Otto yang kemudian tumbang dan malah mati menjadi biji-bijian akibat serangan Alvin menjelaskan Bahwa Otto bukanlah apa-apa bagi Seorang Vampire

Vina yang kaget sekaligus kecewa dengan kelakuan temannya kemudian cemberut dan memukul-mukul dada Alvin dengan emosi sambil menangis

"Huwaa!!!…Alvinnn!!!!"

"seharusnya Itu sasaran ku Bajingan!!..."

Alvin hanya tertawa kecil sambil menenangkan Vina dengan senyum lembutnya

"hehe, ayolah itu cuma mahkluk kroco harusnya gausah keras-keras nyerangnya"

Setelah entitas yang bernama Otto tersebut telah mati

Irman kemudian muncul kembali di samping Vina dan Alvin

"Aku kembali, sekarang Aku siap melawan Otto!!"

"Telat goblok!" jawab mereka berdua serentak kepada Irman

****

setelah beberapa Jam berlalu mereka bertiga kini melanjutkan perjalanannya dibawah langit yang mendung dan hujan mereka tetap bergerak menuju kearah puncak untuk mencari bunga edelweis

tiba-tiba di tengah perjalanan mereka bertiga menemukan sebuah goa bebatuan yang begitu gelap dan besar

Alvin merasakan sesuatu yang janggal akan hal tersebut dan kemudian berkata

"goa di sebuah tebing tinggi…? paling juga isinya kosong yaudah ayo lanjut"

Vina pun berpikiran hal yang sama sambil terus berpandangan pada goa yang ada di depannya

namun lain halnya dengan Irman ia malah bergerak memasuki goa dengan bersemangat sepertinya Jiwa petualangannya mulai bangkit

"My trip my adventure!." katanya Irman dengan keras sambil memasuki goa

kedua orang itu melihat aksi Irman yang absurd dan kemudian menyusul Irman dengan berlari mengejarnya

sesampainya di dalam goa — yang mereka dapati hanyalah sebuah goa yang sepi sunyi dan tetesan air dari hujan yang bergema di dalamnya

ketiga orang tersebut bergerak menjelajah semakin dalam kearah goa yang semakin gelap

di dalam goa mereka tiba-tiba dibawa ke sebuah domain yang dimana tempat tersebut

dipenuhi dengan genangan air

mereka bertiga kaget sekaligus kagum dengan tempat dan lingkungan baru yang ada di sekitar mereka

namun secara tak terduga sebuah Kepiting raksasa bangkit dan terbangun dari bawah genangan air di depan mereka

"siapaa…!? yang berani-beraninya masuk kedalam sebuah goa yang merupakan tempat suci bagi para tetua iblis!?"

Suaranya bergema saat kepiting itu berkata demikian

kepiting tersebut begitu besar sehingga seorang Irman hanya seukuran kaki nya saja

sepertinya kepiting itu memiliki hubungan dengan para iblis ataupun dengan penyihir munafik yang merupakan musuh shinigami

Irman yang terkejut dengan sosok mahkluk yang ada di depan nya kemudian tertawa dan menaruh pedang di bawah kakinya

"asal lo tau ya dek! kami adalah seorang pahlawan legendaris di masa lalu yang merupakan bawahan kaisar Arthur"

Alvin yang melihat sebuah ancaman di hadapannya kemudian mencengkram tinjunya dengan erat dengan persiapan untuk menyerang

"Mundur Vina! benda ini terlalu berbahaya untuk mu!…"

terlambat sepertinya untuk menghentikan aksi yang dilakukan sang kapten

"Kage no Ken, Flight to the shadow !.,,"

Vina menerjang maju ke arah lawannya dengan kecepatan tinggi dan kemudian memberikan tebasan cepat namun kuat kepada musuhnya, yang secara khusus ditujukan ke titik-titik vital

Irman maupun Alvin yang menyaksikan hal itupun terkejut bukan main melihat aksi Vina yang dengan haus darah menebas dan menyerang musuh di depan nya

Vina menganggap kepiting besar di depannya merupakan mangsa empuk untuk teknik berpedangnya yang sekarang jarang digunakan

Karena Vina masi belum mendapatkan asupan nutrisi/lapar ia bersemangat dan ingin cepat-cepat membunuh dan mematikan mangsa di depan nya

"aku akan membuat makanan paling lezat! hari ini"

Dengan cepat Vina kemudian mengayunkan pedangnya dengan gerakan ke bawah dan setelah ayunan itu selesai, dia mengubah arah katananya dan mengayunkannya ke atas dari tingkat yang lebih rendah, membidik tubuh lawannya.

kepiting itupun mundur sebelum akhirnya terbunuh oleh tebasan terakhir yang dilakukan Vina hingga mati di tempat menyisakan mayatnya yang begitu segar

Vina Irman maupun Alvin memiliki satu pemikiran untuk menjadikan Kepiting itu sebagai makan malam nya hingga suatu ketika Irman mengolesi beberapa rempah-rempah pada tubuh kepiting sebelum akhirnya dibakar

"hmm… sepertinya sudah jadi, aku penasaran dengan rasanya"

Irman pun menebas capitnya lalu memisahkan antara daging dan cangkang kepiting itu sampai akhirnya dimakan

"rasanya cukup enak, tunggu apa lagi!? ayo kita makan"

"aku tidak yakin karna aku belum pernah makan kepiting sebelumnya"

ujar Alvin

"sudahlah makan saja, kau tidak akan mati" kata Vina

Mereka bertiga menikmati rasa dan kelembutan daging kepiting yang ada di goa tersebut

walaupun kepiting itu memiliki suatu hubungan dengan para iblis dan juga penyihir, mereka tidak peduli dan tidak takut akan adanya racun dalam makanannya

To be Continued