**Di hamparan luar angkasa yang begitu luas, penuh dengan bintang-bintang dan planet-planet indah, seorang pria bernama Shi Fan mengendarai pesawat luar angkasa, memulai misinya untuk meneliti sebuah bintang aneh. Shi Fan tidak sendirian; ia ditemani oleh sistem kecerdasan buatan yang ia panggil "Ais". Selama perjalanan, Ais dan Shi Fan sudah menghadapi banyak rintangan, namun hari ini mereka akan berhadapan dengan hal yang jauh lebih misterius dan menakutkan.**
Shi: "Ais, bagaimana kondisi pesawat luar angkasa kita? Apakah semuanya baik-baik saja?"
Ais: "Mendeteksi seluruh bagian pesawat... Semua aman dan terkontrol dengan baik."
Shi Fan menghela napas. "Huft, perjalanan ini sangat melelahkan. Kapan kita akan sampai ke bintang aneh itu, Ais? Sepertinya aku sudah berada di pesawat ini berabad-abad."
Ais: "Menurut perhitungan, perjalanan ini masih membutuhkan waktu yang cukup panjang. Dengan kecepatan saat ini, kita membutuhkan sekitar 10 tahun cahaya untuk mencapai bintang itu."
Shi Fan mendesah panjang. "Sepuluh tahun cahaya lagi? Itu lama sekali! Aku sudah mulai merasa bosan. Seharusnya aku tetap di rumah dan menikmati ketenangan di planetku. Kenapa bintang ini begitu penting sampai kita harus menempuh perjalanan sejauh ini?"
Ais: "Bintang itu terdeteksi memancarkan zat negatif yang membuatnya diselimuti asap hitam tebal. Fenomena ini sangat misterius, Shi Fan. Para ilmuwan berharap penelitian kita dapat menjelaskan keberadaannya secara ilmiah."
Shi Fan menguap lebar dan tersenyum samar. "Penjelasanmu itu membuatku semakin mengantuk. Aku akan pergi ke kabin untuk tidur sejenak. Tolong, Ais, kendalikan pesawat ini dengan baik."
Ais: "Tentu, saya akan mengaktifkan mode autopilot agar kamu bisa beristirahat."
**Shi Fan meninggalkan ruang kendali dan berjalan menuju kabin tidur. Di sana, ia berbaring, menutup mata, dan segera tertidur. Namun, di tengah ketenangannya, Ais mendeteksi sesuatu yang tidak biasa.**
Ais: "Mendeteksi gelombang aneh tepat di depan."
**Saat pesawat luar angkasa Shi Fan melaju dengan tenang, tiba-tiba muncul cahaya di depannya seperti tebasan pedang, menciptakan robekan besar di langit. Gaya tarik dari robekan itu begitu kuat, menarik segala sesuatu di sekitarnya: meteorit, planet, dan bahkan bintang-bintang. Pesawat Shi Fan berada di jalur langsung ke robekan tersebut.**
**Ais segera mengaktifkan sistem peringatan, menyebabkan bunyi alarm memekik di seluruh pesawat, membangunkan Shi Fan yang masih setengah mengantuk.**
Ais: "Peringatan! Mendeteksi robekan langit di depan pesawat. Mendeteksi pecahan meteorit akan menabrak pesawat. Mengaktifkan pelindung pesawat. Pesawat akan mengalami guncangan dan tersedot ke dalam robekan langit."
Shi Fan, terkejut, segera berlari kembali ke ruang kendali. "Apa yang terjadi, Ais? Kenapa pesawat terguncang hebat seperti ini?"
Ais: "Pesawat mengalami tabrakan dengan pecahan meteorit dan sedang tersedot ke dalam robekan langit."
Shi Fan terpana melihat layar depan pesawat yang menunjukkan kekacauan luar angkasa di sekitarnya. "Langit robek? Bagaimana mungkin? Itu gila! Bahkan meteorit dan planet-planet tersedot ke dalamnya! Ais, apa kita bisa keluar dari sini?"
Ais: "Mengaktifkan tenaga penuh. Namun, kemungkinan kita tidak akan terlepas dari robekan langit ini."
Shi Fan menggertakkan giginya. "Sial! Ini sungguh di luar dugaan! Ayo, pesawat S-1000, keluarlah dari sini!"
**Dengan segala upaya Shi Fan mengendalikan pesawat agar keluar dari gaya tarik robekan itu, namun sia-sia. Pesawat terus terombang-ambing di dalam robekan, dan akhirnya, benturan keras dengan pecahan meteorit membuat Shi Fan terlempar ke dinding pesawat dan pingsan.**
**Beberapa saat kemudian, guncangan berhenti. Pesawat S-1000 berhasil keluar dari robekan langit, tapi kerusakan parah telah terjadi.**
Shi Fan perlahan membuka mata, masih merasa pusing dan kebingungan. "Ais... bagaimana kondisi pesawat?"
Ais: "Mendeteksi kerusakan parah pada tangki bahan bakar. Kita harus segera mendarat untuk memperbaiki pesawat."
Shi Fan memijat pelipisnya yang berdenyut. "Di mana kita sekarang? Kita harus mendarat di mana? Sepertinya kita sudah jauh dari tujuan kita."
Ais: "Menurut data terbaru, kita telah terlempar keluar dari galaksi asal kita, dan sekarang berada di galaksi yang tidak dikenal. Namun, mendeteksi sebuah planet di dekat sini yang memiliki tingkat kemiripan dengan planet asal kita, termasuk tanda-tanda kehidupan seperti pohon, gunung, dan sungai."
Shi Fan mengerutkan kening. "Planet mirip bumi? Dan ada tanda-tanda kehidupan juga?"
Ais: "Benar. Bahkan planet ini memiliki kadar oksigen yang cukup untuk manusia. Jika Anda berkenan, kita bisa mendarat di sana untuk memperbaiki pesawat."
Shi Fan menarik napas panjang. "Sepertinya kita tidak punya pilihan lain. Ayo, bawa kita ke sana, Ais."
Ais: "Baik, saya akan mengarahkan pesawat untuk mendarat di planet tersebut. Harap berpegangan erat, proses masuk atmosfer mungkin akan menyebabkan guncangan."
**Shi Fan menggenggam kursinya dengan erat saat pesawat memasuki atmosfer planet asing itu. Ia melihat ke bawah dan melihat gunung, sungai, serta pohon yang tampak sangat mirip dengan yang ada di planet asalnya. Namun, mendekati permukaan, pesawat kembali mengalami guncangan parah akibat kerusakan bahan bakar yang bocor.**
Shi Fan: "Ais, tahan pesawat! Kita harus bisa mendarat dengan selamat!"
Ais: "Kerusakan pada bahan bakar menyebabkan pendaratan tidak stabil. Mengaktifkan sistem pendaratan darurat."
Shi Fan menelan ludah. "Kau serius? Aku bisa terpental entah kemana dengan sistem pendaratan darurat ini!"
Ais: "Menurut perhitungan, Anda akan terjatuh di aliran sungai, yang lebih aman daripada menabrak gunung."
Shi Fan menarik napas. "Baiklah, lakukan!"
**Dalam sekejap, Ais mengaktifkan sistem pendaratan darurat, dan Shi Fan terpental keluar dari kursi kemudi pesawat, jatuh ke aliran sungai di bawah. Sementara itu, pesawatnya sendiri jatuh dan menabrak celah gunung, menciptakan ledakan besar. Shi Fan yang terjatuh ke sungai akhirnya terdampar di tepi sungai, masih dalam keadaan pingsan.**
**Ketika akhirnya ia membuka mata, langit sudah mulai gelap. Perlahan, Shi Fan bangkit dan berjalan ke pohon terdekat untuk menenangkan diri. Ia menatap hutan yang tak dikenalnya, menyadari bahwa ia benar-benar terdampar di tempat asing.**
Shi Fan bergumam, "Di mana aku sekarang? Apa yang harus kulakukan? Aku masih tidak percaya semua ini terjadi begitu cepat."
**Ia memutuskan untuk menjelajahi hutan, berharap menemukan tanda-tanda kehidupan atau setidaknya sesuatu yang bisa membantunya bertahan hidup. Sepanjang jalan, ia melihat tumbuhan dan hewan aneh, termasuk rusa bertanduk unicorn yang sesekali menatapnya dengan waspada.**
Shi Fan menghela napas panjang. "Apakah ada manusia di planet ini? Mungkin ada penduduk yang bisa membantuku kembali ke planet asal."
**Saat malam tiba, Shi Fan berhenti dan membuat api unggun untuk menghangatkan diri. Ia menemukan sebatang cokelat di sakunya yang masih bisa dimakan meskipun sudah basah. Sambil mengunyahnya, ia menatap api unggun dan merenungkan bagaimana cara ia bisa kembali.**
Shi Fan berpikir, "Bagaimana aku bisa kembali sedangkan pesawatku sudah hancur? Dan apa sebenarnya cahaya yang merobek langit itu? Robekan itu bahkan bisa menyedot bintang! Planet ini sangat mirip dengan planetku... mungkinkah ada manusia di sini?"
**Setelah lama merenung, Shi Fan pun tertidur di tepi api unggun. Namun, di tengah malam yang sunyi, terdengar suara langkah kaki mendekat dari semak-semak sekitar. Tanpa disadari, Shi Fan diangkut oleh beberapa makhluk yang membawanya entah ke mana. Misteri baru menanti Shi Fan di planet asing ini.**