"Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Reiner dengan tegas. Rasanya seperti aku akan diomeli oleh guruku.
"Sedang berciuman di bioskop dengan pacarku..." jawabku sambil tersenyum polos sebelum mendekat untuk mencium bibirnya dengan lembut.
Bibirnya masih sangat hangat meski bioskopnya sangat dingin. Aku meletakkan tanganku di dada kekarnya yang berotot, menikmati rasanya otot-ototnya di bawah telapak tanganku. Kehangatan tubuhnya bersentuhan dengan tubuhku terasa sangat menyenangkan dan aku ingin berbaring di atasnya selamanya. Meskipun Reiner terlihat ragu, dia tidak menolak pendekatanku dan tidak mendorongku pergi. Aku perlahan memperdalam ciuman kami saat aku sedikit mengubah sudut sebelum membuka bibirnya dengan ujung lidahku yang basah.