"Tenang sedikit. Kamu terlalu kencang. Aku akan memasukkan jari lainnya. Beri tahu aku jika kamu ingin berhenti," kata Reiner. Tidak, Reiner, aku tidak pernah ingin kamu berhenti.
Dia melepas jari tengahnya dari lubang memekku sebelum masuk ke dalamku dengan dua jarinya yang tebal. Aku mencoba sebaik mungkin untuk merelaksasi dinding memekku agar jarinya bisa masuk. Kelembabanku membantu memudahkan masuknya saat dia membenamkan jarinya dalam-dalam ke dalamku.
"Ini adalah G-Spotmu," kata Reiner sambil melentikkan dua jarinya di dalamku untuk menyentuh bagian atas dinding memekku. Meraba sedikit sebelum dia menemukan titik sensitifku. Setelah dia menemukannya, dia mulai menggerakkan jarinya dengan kencang ke sana kemari dan kemudian menggosoknya dengan keras. Aku merasa ingin orgasme... rasanya sangat enak. Aku bisa merasakan diriku langsung menjadi lebih basah saat tangannya membuat suara tepukan basah ke dinding memekku.