Aku tersenyum manis dan pantulan diriku yang seperti putri di cermin tersenyum kembali. Senyum ini sungguh cocok dengan gaun yang megah ini dan pengantin yang gembira; namun, mungkin tidak begitu cocok dengan diriku yang sebenarnya. Aku berpaling dari cermin sebelum pikiranku semakin suram untuk menghadapi Lucien yang sangat tampan.
"Apakah kita?" Lucien mengisyaratkan ke arah pintu. Aku bingung dengan apa yang ingin dia lakukan tapi aku memutuskan untuk keluar dari kamar tidur sebagaimana keinginannya.
Di luar, di ruang tamu yang luas dari apartemen mewah hotel ini, mataku sekali lagi terpikat oleh pemandangan kota malam yang luas yang terlihat melalui kaca. Pemandangannya semakin luar biasa seiring semakin gelapnya malam.
"Kamu belum makan sejak acara dimulai, kan? Ayo makan," kata Lucien santai saat dia mengambil tanganku dan membimbingku ke meja makan.
