Sudut Pandang Imogen
Keesokan harinya Astral datang dan kami menjelaskan semua yang terjadi kemarin. Astral mendengarkan dengan sabar sebelum matanya bersinar terang saat menatapku, dan aku tahu dia sedang melihat aura yang mengelilingiku. Aku tahu apa yang akan dia temukan.
"Kegelapan ada di mana-mana, namun kamu berhasil mencegahnya menyentuhmu?" katanya dengan heran.
"Bagaimana kamu melakukannya?" tanyaku sambil menatap matanya, yang seperti melihat ke dalam awan putih.
"Aku menyalurkannya, ke dalam benda biasanya atau aku menyamarkannya. Sayangnya, dengan sihir seperti kita, itu bisa tak terduga tetapi masih bisa dikelola. Sihirmu berbeda karena apa adanya kamu. Punyaku tidak sekelam punyamu, tidak mengumpulkan sebanyak energi," katanya saat Tobias membawa Thaddeus masuk.
Astral membawa beberapa kristal bersamanya dan meletakkannya di atas meja. Di depanku.
"Untuk apa ini?" tanyaku. Mereka tampak seperti onyx, namun dengan sentuhan merah.