Sudut Pandang Imogen
Meregang seperti kucing, saya membuka mata. Cahaya yang masuk dari jendela membuat saya menyipit karena terangnya. Saya bisa tahu ini sudah pagi, dan saya telah tidur sepanjang hari dan malam. Saya merasa berbeda, tapi bukan cara yang buruk, hanya terasa aneh. Merasakan jemari dingin berlari di tulang belakang saya, mengirimkan percikan ke inti saya. Saya merasa perut saya mengencang dan dinding-dinding saya mengejang atas perasaan tersebut. Tobias tidak ada di tempat tidur. Berguling, saya menemukan Theo sedang memperhatikan saya, tangannya bergerak di atas pinggul saya mengikuti gerakan saya. Sebuah buku di tangan lainnya.
Duduk bersandar pada siku, saya meraih ke arahnya, menjalankan jari-jari saya di dadanya. Semuanya terasa berbeda, dia terasa lebih dingin dari biasanya. Dia menggigil di bawah sentuhan saya.
