```
Saya duduk di sofa yang terasa seperti selamanya, padahal mungkin hanya beberapa menit. Rasa sakit di antara paha saya semakin kuat, inti tubuh saya berdebar-debar dalam antisipasi, saat saya merasakan emosi mereka meluap-luap ke dalam pikiran saya melalui ikatan psikis. Merasakan gairah mereka membuat paha saya licin oleh kebutuhan. Saya menutup mata, berharap bisa tidur dan melupakan perasaan yang menginvadi setiap pikiran saya, bertanya-tanya apa sebenarnya yang mereka lakukan di sana. Imajinasi saya melayang liar dengan ide. Mata saya terpejam erat membuat perasaan gairah saya sendiri mustahil untuk diabaikan. Mereka sengaja melakukannya untuk mencoba membuat saya memohon kepada mereka agar berada di dalam saya.