Bangun, saya berguling ke sisi, tangan saya menyentuh dada hangat yang terbuka, saya duduk dan jantung saya berdegup kencang sebelum saya menyadari itu hanya Tobias bukan sembarang pria dari klub. Saya langsung santai, kepala saya terasa mendung dan berdenyut, saya hampir tidak ingat apa yang kami lakukan semalam. Hal terakhir yang ingat adalah mencium Merida.
Saya mengusap kepala yang berdenyut di tengkorak saya, Tobias menonton saya dengan tatapan aneh di wajahnya. Saya hendak keluar dari tempat tidur ketika dia menarik saya di atasnya. Saya jatuh berat ke atasnya, saya menderita mabuk terparah dan merasa sangat dehidrasi. Theo masuk, membawa segelas air dan beberapa Panadol. Saya duduk dengan kaki saya mengelilingi pinggang Tobias. Dia memberikannya kepada saya. Saya dengan cepat menelan pil dan meminum minumannya, kesegaran air menenangkan kekeringan di tenggorokan saya. Theo meletakkan gelas di meja samping tempat tidur.
