Mendengar hal ini, hati Kaisar Muwu berdebar dengan penuh semangat, membuat seluruh tubuhnya gemetar.
Ia mengulurkan tangan untuk menerima anak itu, berkata, "Biarkan aku melihat..."
Saat anak itu jatuh ke dalam pelukannya, kecil dan lembut, hatinya langsung meleleh.
Tidak pernah terbayangkan olehnya, di usianya yang sudah lebih dari empat puluh, ia akan memiliki anak laki-laki lain.
Kegembiraan yang tak terkatakan melanda dirinya.
Semakin keras tangis anak itu, semakin sehat dia dianggap.
Kaisar Muwu tertawa dan mendorong anak itu untuk menangis lebih keras lagi.
Hanya ketika dia lelah memegang anak itu, dia memberikannya kepada bidan.
Saat itulah ia teringat pada Yang dan bertanya, "Di mana selirnya? Ia telah memberikan kontribusi besar. Aku akan menganugerahinya gelar Selir Mulia Kekaisaran."
Pelayan pribadi istana berlutut, menangis, dan berkata, "Yang Mulia, Selir telah... meninggal karena perdarahan pasca melahirkan sang pangeran."
