Hal ini menempatkan Nanli dalam posisi yang sulit.
Ia mengambil kuas dari tangan Zhi Mi, mencelupkannya ke dalam cinabar, dan mulai melukis.
"Perhatikan dengan seksama, seperti ini, dan seperti ini…"
Di tengah penjelasannya, dia sudah menyelesaikan separuh jimat.
Kuas di tangan Nanli sangat patuh, tidak pernah berhenti atau ragu-ragu. "Lihat, selesai seperti ini!" Nanli menyelesaikan menggambar sebuah jimat hanya dalam sekejap.
Mulut Zhi Mi berkerut; dibandingkan dengan Kakak Senior, dia selalu merasa putus asa dan mendapati bahwa orang memang berbeda satu sama lain.
Kuas itu tidak sekooperatif itu ketika berada di tangannya.
Zhi Mi mendesah, "Kakak Senior, tidak perlu demonstrasi. Ini hanya semakin membuat saya kecil hati."
Nanli merasa agak tidak berdaya.
Baik di kehidupan sebelumnya ataupun yang sekarang, dia selalu dibantu oleh kekuatan ilahi saat menggambar jimat, mempelajarinya dalam sekejap dan menghasilkannya dengan mudah.
