Begitu sadar bahwa dia juga terlibat, Chu Yang nyaris pingsan.
Dia melemparkan pandangan penuh kekecewaan pada Nanli.
Tapi apakah dia bisa menyalahkan saudarinya?
Tentu saja tidak!
Meskipun Chu Hanlin melarang Nanli bangun pagi-pagi, ia tetap bangun saat fajar keesokan harinya dan pergi ke lapangan latihan bersama kakak dan adik keempatnya.
Chu Yan tidak mengejar karier militer, namun dia tetap anggota dari keluarga Chu.
Dia tidak bisa membiarkan dirinya tidak mampu memegang pedang saat dibutuhkan.
Oleh karena itu, dia juga terpaksa bangun pagi.
Untungnya, Chu Yan memiliki bakat yang layak.
Setelah berlatih posisi kuda-kuda di pagi hari, dia dengan mudah menguasai pedang yang diajarkan oleh Chu Ye, yang membuat Chu Yang terkesan.
Nanli berpikir dalam hati, untunglah Kakak Kedua pergi ke Luoyang.
Kalau tidak, jika dia harus bangun saat fajar, pasti ia akan menangis tertidur sambil memeluk selimutnya.
