"Rempah-rempah?" Saya bertanya keras dalam kesunyian pagi yang tenang, mata saya melebar saat saya memandang terpaku ke dalam laci yang penuh dengan bumbu beraneka rasa yang bahkan mampu membuat daging busuk menjadi lezat. Saya tidak menyangka menemukan bumbu-bumbu, ini mengejutkan.
Sangat sempurna karena sekarang saya akan membuat sarapannya menjadi lebih memuaskan untuk dinikmati dengan setiap gigitan. Sebuah erangan kecil kesakitan cepat terlepas dari bibir saya yang membebaskan saya dari pikiran saya saat saya meraih kepala saya dengan telapak tangan, sakit kepala saya benar-benar berkembang.
Saya tidak tidur nyenyak semalam, setiap inci daging saya bergetar mendengar nafas seraknya saat saya mendengar tarikan nafas dan hembusan nafas yang sengaja menyiksa yang menyeberang menggoda dari bibirnya yang montok dengan ketajaman.