Sudut Pandang Hunter
Hati saya akan henti berdetak.
Dia sangat sempurna dan saya tidak sabar untuk berada di dalamnya.
Saya menatap vaginanya yang basah dan saya terus menelan ludah. Saya tidak bisa bergerak. Saya sangat terpesona oleh kesempurnaannya sehingga saya tidak bisa bergerak.
Saya menatap wajahnya dan melihat dia mengambil napas dengan keras. Saya bisa lihat dari raut wajahnya bahwa dia gugup. Saya bisa merasakan emosinya. Yang paling kuat pasti adalah nafsu, tetapi saya juga bisa merasakan rasa malu dan saya tidak akan membiarkan dia merasa malu. Dia sempurna dan milik saya dan dia tidak memiliki apapun untuk dipermalukan.
"Bolehkah saya menyentuhmu, Malaikat?" saya bergumam sambil melihat kembali ke vaginanya. "Saya perlu menyentuhmu."
Saya menatap wajahnya. Dia menelan ludah dan memberi saya anggukan kecil.
Saya terus memandang matanya saat saya menggerakkan tangan saya lebih tinggi. Napasnya semakin cepat dan dia menundukkan wajahnya.