Sudut Pandang Logan
Saya sangat menikmati ekspresi wajah si bajingan itu. Saking menikmatinya, susah untuk menahan senyum di wajah saya.
Kerja bagus, sayang. Saya tautan pikiran dengan Emma.
Dia tidak merespon.
Saya bisa merasakan ketegangannya.
Ini pasti sangat sial bagi dia. Walaupun saya tidak mau mengakuinya pada diri saya sendiri, dia adalah pasangannya. Dia merasakan ikatan dengan dia sama seperti dia merasakannya dengan saya. Menjauh dari dia dan menyakitinya pasti sangat sial bagi dia.
'Itu tidak akan sulit bagiku.' Leon menggeram. 'Aku akan merobek-robek dia sampai berkeping-keping.'
'Saya tahu.' Saya menghela nafas. 'Tapi kamu tahu kita tidak bisa melakukan itu, Leon.'
'Saya tahu.' dia menggeram lagi. 'Saya berharap kita bisa melakukannya.'
'Saya juga.' Saya berkata.
"Saya tidak tahu apa yang sedang Anda bicarakan." si bajingan itu berkata dengan gugup.
Emma mengambil napas dalam-dalam dan menggelengkan kepala.