```
Sudut Pandang Logan
Aku duduk di ruang tunggu sialan itu, menatap dinding putih.
Aku rasa aku belum pernah merasakan sakit sebanyak ini.
Aku rasa aku belum pernah sebegitu marahnya.
Aku ingin membunuh. Aku bisa merasakan darah Rolf dan Sienna di lidahku. Mereka akan menderita.
Ketika aku melihat Em terbaring di sana, penuh memar dan berlumuran darah, dengan bajingan itu menyentuhnya, aku merasakan gelombang kemarahan seperti belum pernah sebelumnya. Leo berubah menjadi monster. Dia bukan lagi serigala. Dia akan mengoyak Rolf dan Sienna saat aku membiarkannya.
"Logan!" suara panik ibuku menarikku dari lamunanku.
Aku berdiri dan memeluknya. Aku memerlukannya. Aku butuh ibuku untuk mengatakan kepadaku bahwa semuanya akan baik-baik saja.
"Bagaimana keadaannya?" Amy bertanya dengan suara gemetar, memandang Andrew.
"Aku tidak tahu." dia mendesah, bersandar di dinding. "Dia hampir tidak bernapas saat kami menemukannya."
Amy menangis, dan ibuku terengah keras.