Sudut Pandang Logan
Aku harus mengendalikan amarahku.
Aku harus menahan diri, atau aku akan membunuhnya.
Aku bertemu dengan ibuku saat kami meninggalkan rumah kawanan.
"Andrew berhubungan pikiran denganku." katanya, bergegas mendekatiku.
Dia memelukku, dan aku menarik napas dalam-dalam.
"Semuanya akan baik-baik saja, Logan." katanya sambil mencium pelipisku. "Dia tidak akan merebutnya darimu."
Aku mengencangkan rahangku dan melepaskan pelukan ibuku.
"Jagalah dia, ya?" gumamku. "Aku akan segera kembali."
"Jangan khawatir." kata ibuku, mengelus pipiku. "Dia aman di sini."
Aku mencium kening ibuku dan bergegas menuju mobilku.
"Bagaimana sialan kita harus menghentikan diri kita dari membunuhnya?" gumam Andrew saat dia masuk mobil.
"Beritahu aku ketika kamu menemukan caranya." sahutku sambil mulai mengemudi.
Aku bisa merasakan detak jantungku di tenggorokanku. Aku bisa mendengar darahku mengalir di pembuluh darahku. Semakin dekat kita ke perbatasan, semakin kesal aku.