*Shelby*
"Shelby, aku tidak mendengarmu masuk," kata Micheal dengan lembut.
"Yeah, jelas," jawabku sambil alis berkerut penuh kekhawatiran.
"Kamu mau makan malam di mana?" dia bertanya, coba mengalihkan topik pembicaraan. "Aku ingin mencoba tempat barbeque yang ada di ujung resor itu."
Ponselnya mulai berdering di sakunya; ia mengeluarkannya, mematikannya, dan memasukkannya kembali ke saku.
"Siapa yang barusan kamu ajak bicara? Tampaknya cukup serius. Apakah mereka menelponmu lagi?" tanyaku dengan muka Michael yang terlihat frustrasi.
Aku memang pernah mendengar dia berbicara tegas di telepon sebelumnya, biasanya dengan atasan di perusahaannya, Express Air. Namun, aku belum pernah mendengar dia sebegitu marahnya.