*Lucas*
Hari demi hari, tur perahu pulau. Yang satu ini berjalan lancar, seperti biasanya untungnya. Aidan lagi-lagi menemani saya, dan delapan penumpang di atas kapal sangat menikmati. Selalu menyenangkan melihat ekspresi mereka saat menikmati pemandangan tropis yang indah, merasa seolah-olah berada di tengah-tengah surga–yang memang benar adanya, kecuali kadang badai tropis yang menghancurkan segalanya dan mengganggu kehidupan.
Dan sekali lagi, di dermaga menungguku saat kami mendekati pantai adalah Lauren. Saya tersenyum melihatnya, mengenakan atasan bunga-bunga dan celana pendek putih, lengkap dengan sandalnya. Namun saya juga merasa khawatir tentangnya. Saya ingin bicara dengan dia tentang sikap anehnya belakangan ini. Saya merasa dia sedang menyembunyikan sesuatu dariku, tapi saya tidak bisa mengerti apa itu, dan hal ini membuat saya gila.
