*Lauren*
"Hai. Selamat datang di Dapur Bokkura. Meja untuk dua?" wanita berwajah lembut yang berdiri di balik podium bertanya padaku.
"Bisakah kita mendapat meja bilik?" Reggie bertanya, memberikan senyum lebar pada pelayan.
"Tentu! Ikuti saya," kata pelayan tersebut dan mengantar kami ke sebuah bilik di bagian belakang ruangan.
Setelah pelayan pergi, cahaya lilin berkelap-kelip membuat bayangan melayang di wajah Reggie saat kami duduk berhadapan di restoran yang intim. Satu-satunya hal yang membantu aku mengabaikan rasa tidak nyaman adalah tablet yang Reggie letakkan di atas meja. Di sana, ia sudah menyediakan urusan bisnis resor yang siap untuk kami diskusikan.
"Lauren, aku tahu kita telah banyak berbicara tentang ini, tapi aku ingin membahas lagi angka-angka kasar untuk jumlah pernikahan yang kita harapkan sepanjang sisa musim ini," Reggie berkata, matanya fokus pada tablet yang dibawanya.
