Maeve
Gemma meletakkan salep itu ke atas meja rias di depanku, mengelap kilauan berminyak di jarinya ke kain roknya. "Benda ini benar-benar berantakan."
"Aku rasa aku tidak membutuhkannya—"
Gemma menangkap bahu ku dan memutar tubuhku menghadap ke cermin meja riasku, wajahnya tergantung di atas wajahku dalam pantulan. Dia berwarna normal, pipinya merah muda karena panas yang masih terpancar dari jendela yang terbuka.
Aku, yah, aku lebih dari sekadar merah muda. Aku mengulurkan tangan untuk menyentuh ujung hidungku, kulitku terbakar menjadi merah menyala yang iri pada warna gaun malam yang baru saja kupakai untuk makan malam biasaku dengan Ernest satu jam yang lalu.