**Sudut Pandang Ethan**
Segala yang Rosalie katakan terus berputar dalam pikiranku. Tidak mungkin dia benar-benar mencintai saudaraku, kan? Pikiran tentang dia bersama saudaraku membuat darahku mendidih, dan bahkan berpikir dia akan menyukai gagasan itu sangat menjijikkan.
Aku telah datang sejauh ini mencarinya, namun kata-katanya terus menghancurkan hatiku berulang kali. Kapan aku bisa membuatnya melihat alasan?
Sebagian dariku ingin mengguncang akal sehat pada dirinya, tetapi aku tahu aku tidak akan pernah bisa menyakitinya secara fisik. Melihat dia terluka seratus kali lebih menyakitkan daripada aku terluka sendiri.
Aku kembali ke tendaku, dan mataku tertuju pada tempat tidur darurat yang Georgia buat untuk anakku.
Si kecil tertidur lelap. Bibir merah mudanya sedikit terbuka, dan napas ritmisnya menenangkan frustrasiku. Aku ingin mencubit pipi tembamnya, tetapi aku menghentikan tangan ku sendiri di udara agar tidak mengganggu istirahatnya.
