**Sudut Pandang Rosalie**
Mata Soren tampak sedikit gelisah saat dia menatapku, dan aku tahu pertanyaanku terlontar terlalu langsung.
Namun, aku menganggap Soren seorang teman, dan kupikir lebih baik jika aku jujur padanya dan menjelaskan keraguan saya secara langsung.
"Kamu tahu saudara tiriku," dia tidak menjawab pertanyaanku, malah berkomentar, "tampaknya, cukup baik."
Matanya beralih ke perutku yang mulai membuncit, dan aku merasa sedikit tidak nyaman, tapi aku mengangguk.
Di masa lalu, aku menyembunyikan masa laluku dari Soren karena aku ingin memulai dari awal. Aku tidak bermaksud menyebabkan masalah apa pun. Aku hanya berpikir tidak perlu memberi tahu siapa pun.
Jujur saja, Soren dan yang lain di sekitarnya juga melakukan yang terbaik untuk menghindari bertanya tentang masa laluku.
Soren tersenyum padaku dan menepuk lenganku. "Tidak apa-apa, Ro. Kamu tidak perlu kesal tentang apapun. Aku hanya mencoba mengerti situasinya."