Putri Kamara baru saja mendengar kabar dari kerajaan ayahnya bahwa ia harus tetap tinggal di Mombana untuk beberapa waktu karena ada masalah di Navia.
Ayahnya mendeteksi adanya mata-mata di lemari arsipnya, dan sampai mata-mata tersebut ditemukan dan diusir, tidak aman baginya untuk kembali.
Hal itu membuat Kamara marah dan sedih dalam waktu yang bersamaan. Dia merindukan rumahnya. Yang paling penting, dia merindukan melihat Callan.
Sekali, dia kembali ke rumah, dia akan mencoba mencari cara agar bisa bertemu dengan Callan. Sudah berbulan-bulan, rasanya seperti sakit di dalam dagingnya.
Dia sangat beruntung selama dua minggu terakhir ini, raja tidak memanggilnya untuk menjalankan tugasnya kepada raja. Raja tidak memanggilnya untuk menghangatkan tempat tidurnya.
Tapi, dia tidak yakin berapa lama keberuntungannya akan bertahan. Pikiran itu membuatnya gelisah dan waspada.
