Begitu Ada menutup telepon, dia menghela napas lega dan menggigit bagian dalam pipinya dengan gugup saat ia mulai kembali ke bawah menuju penjara bawah tanah.
Dia tidak bisa yakin, tapi dia berharap bahwa Adam telah mempercayai alasan yang dia berikan untuk menelepon. Setidaknya dia tidak langsung marah dan mengancam akan membunuhnya, jadi dalam pikiran Ada, itu menunjukkan bahwa setidaknya dia tidak sepenuhnya tidak percaya padanya.
Suara langkah kakinya bergema di tangga memberikan rasa tidak nyaman yang bergidik di tulang punggung Ada. Ibunya mulai menghabiskan seluruh hari di sini sejak mereka dikurung di istana.
Pasukan Elit dari Dewan Tua Kerajaan tidak pernah meninggalkan sisi ayahnya dan dia tidak keluar dari kamarnya selama beberapa hari. Dia telah bolak-balik mencoba berbicara dengannya, tapi dia dihalau dengan kasar oleh penjaga kejam yang menjaga pintu kamarnya.
