Becca.
Saat aku berdiri di depan Neal, menatapnya, mencoba memproses kata-kata yang baru saja ia ucapkan, kurasakan jantungku perlahan berdetak semakin cepat. Seorang pria yang telah berkali-kali berbagi tempat tidur denganku dan tumbuh kepedulian padanya ternyata seorang pembunuh berdarah dingin.
Bagaimana mungkin orang yang baik dan lembut, yang telah melakukan segala yang ia bisa untuk merawatku, mampu membunuh orang tanpa ragu-ragu?
Aku tidak tahu apakah aku dapat percaya bahwa semua itu benar. Aku tidak bisa melihat Neal menjadi orang seperti itu. Namun, saat ia berbicara, aku tahu kata-katanya lebih benar daripada yang ingin aku akui. Ini adalah pertama kalinya dalam waktu yang lama seseorang telah benar-benar jujur kepadaku, dan informasi mentah itu merobek hatiku sampai ke inti.