Saya mengatupkan gigi karena frustrasi saat menyaksikan Brandon berbalik untuk memberi perhatian penuh kasih kepada anjing itu.
"Kerja bagus..." pujinya pada anjing tersebut sambil meletakkan tangannya yang besar di atas kepala anjing itu dan mulai mengelusnya.
Anjing hitam agresif yang baru saja tak berhenti menggonggong dan menunjukkan taringnya pada saya mendadak berubah menjadi anak anjing yang penurut ketika Bradon hadir. Bahkan kini mengibas-ngibaskan ekornya yang pendek saat duduk untuk dielus. Pemandangan menggemaskan yang terbentang tepat di depan mata saya ini akan terasa menyentuh hati andai saja kaki saya tidak tergantung terbalik terikat bersama-sama di udara.
"Bradon... bisakah kamu turunkan saya sekarang?" tanya saya dengan nada yang manis.
