```
"Sudah pergi?" tanya saya tidak percaya.
"Iya, Tuan Bradon berangkat lebih pagi tadi," jawabnya dengan senyum menyesal.
"Kemana dia pergi? Lupakan itu. Kapan dia akan kembali?" tanya saya seraya menarik-narik rambut frustrasi.
"Maaf, tapi dia tidak mengatakan apa-apa saat pergi," jawabnya dengan lembut.
"Saya tahu itu..." gumam saya pelan.
Meskipun apa yang terjadi tadi malam, hari ini ternyata sama saja seperti banyak hari sebelumnya. Brandon pergi dan saya sama sekali tidak tahu kapan dia akan kembali. Saya mencaci diri sendiri karena tidak sempat meminta nomor teleponnya. Lagi pula, saya tidak bisa membayangkan diri saya memintanya saat dia menggesek-gesekkan kemaluannya pada saya di atas tempat tidur.
Ini benar-benar bencana...
"Katakan kepadanya bahwa saya tidak akan tidur malam ini sampai dia kembali!" saya berteriak keras.
"Akan saya sampaikan, Nyonya," kata Jenna sebelum tersenyum pada saya.