Saya merona saat berusaha untuk memalingkan pandang. Ace melingkarkan lengannya di sekitar punggungku dan menarikku masuk ke dalam pelukannya yang erat. Kehangatan dan aroma khasnya menyelimutiku, membuatku merasa aman dan terlindungi. Tanpa pikir panjang, tanganku turut membalas pelukannya seperti reaksi otomatis. Saya menutup mata dan menikmati pelukan penuh kasihnya sambil berusaha merangkul kenyataan bahwa aku adalah pacar Ace sekarang.
Dengan semua pembicaraan tentang pernikahan itu, apakah itu berarti bahwa sebentar lagi saya akan menjadi tunangannya?
Saya menutup mata dengan erat sebelum menggelengkan kepala lembut dari sisi ke sisi. Sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal itu. Langkah demi langkah...
"Rina..." Ace bergumam namaku dengan lembut sebelum bibirnya mulai menggoda bibirku.