Chapter 148 - His Girl

Ace memberi isyarat kepada sofa kulit berwarna kenari besar di tengah ruang tamu agar saya duduk. Saya duduk sambil mata memandang sekeliling ruang tamu yang luas. Tidak seperti interior kantornya yang terhias mewah, ruangan ini terasa lebih nyaman meskipun tetap enak dipandang.

Sofa itu bergeser di bawahku karena berat tubuh Ace saat dia duduk di sebelahku. Ace tersenyum penuh kasih saat dia bersandar dan menopang kepalanya dengan tangannya, lengannya bersandar di punggung sofa. Matanya yang berwarna hazel cokelat menatapku dengan penuh perhatian. Dia begitu dekat dan cara dia menatapku membuatku merasa sedikit malu.

"Umm…" Saya bergumam untuk memecah sunyi.

"Saya kira, kita perlu bicara?" Ace berkata sambil matanya mengamati saya dengan intens.

"Ya..." Saya setuju dengan bisikan.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS