```
Terlepas dari apa yang dipikirkan oleh pikiran saya, tubuh saya sudah mulai bergerak sendiri saat lengan saya melemparkan selimut yang menutupi tubuh saya sebelum saya mengayunkan kaki saya keluar dari sisi tempat tidur. Saya sudah berdiri dan berjalan menuju pintu dalam sekejap saja. Saya merayap ke arah pintu, takut membuat suara apa pun yang mungkin bisa membangunkan Ace.
Mungkin dia sedang tidur. Sebenarnya, saya berharap dia tidur lelap. Jika saya bisa melihat bahwa dia baik-baik saja, maka saya mungkin bisa kembali tidur dengan tenang.
Berhati-hati agar tidak membuat suara bising, saya perlahan membuka pintu kamar tidur dan berjalan masuk ke ruang tamu yang berdampingan di mana Ace tertidur di sofa. Untungnya, lantai dilapisi karpet yang membantu meredam suara langkah kaki saya. Ruang tamu terasa cukup gelap tetapi tidak serapat di kamar tidur berkat cahaya yang masuk melalui gorden di sisi ruangan.