Tiba-tiba, saya merasa sangat terdesak, dan saya terpaksa menatap dalam ke matanya yang berwarna kekuningan. Setelah beberapa saat saling menatap, Ace-lah yang pertama menjauhkan pandangannya sambil menghela nafas panjang dengan rasa kecewa.
"Saya pikir kamu sudah bisa melupakannya. Saya merasa semua usaha saya percuma setelah menghabiskan semalaman menghiburmu, dan kemudian beberapa hari berikutnya," kata Ace dengan campuran rasa kecewa dan kekhawatiran.
"Saya... ini bukan apa yang kamu pikirkan!" saya cepat-cepat menyangkal.
Jadi, dia memang melihat foto di ponsel saya tadi. Saya tidak tahu mengapa saya merasakan hal itu, tapi tiba-tiba, saya merasa sangat bersalah karena melihat foto Kyle dan tidak membantu bahwa Ace juga harus melihatnya.
"Saya sedang berpikir apa?" Ace bertanya sambil memiringkan kepalanya ke sisi.
Ace menunggu dengan sabar sementara matanya menyipit ke arah saya saat saya berusaha mencari jawaban.
