Lucille mengangkat alisnya. "Kamu masih percaya sama hal-hal seperti itu?"
"Tidak ada salahnya mencoba," kata Joseph sambil sepotong kain merah tiba-tiba muncul di tangannya. Dia memberikannya kepada Lucille dan berbisik, "Ada pena di sana."
Mengikuti arah pandangannya, dia melihat bahwa di bawah pohon kuno itu tidak hanya ada pena tapi juga meja kecil. Pasti meja itu sengaja diletakkan oleh penduduk desa setempat yang rutin datang untuk berdoa dan mengucapkan harapan.
Lucille menggelengkan kepala dan menjawab tanpa perasaan, "Aku tidak tertarik dengan ini."
Jika mengucapkan harapan benar-benar berhasil, lalu mengapa tak ada yang mendengarnya meskipun dia sudah berkali-kali sujud ke langit?
Joseph terkekeh. Kemudian, dia mengambil penanya dan mulai menulis perlahan di kain merah itu.
Lucille menjadi sedikit penasaran dan tidak bisa menahan diri untuk mengintip.
Namun, Joseph segera menutupinya dengan tangannya. "Jangan lihat."
"Alah, pelit amat."