Hari berikutnya...
Angin berhembus lembut dan awan mengambang dengan tenang.
Pukul delapan pagi, dua bus besar di depan gerbang sekolah hampir penuh. Ada juga barisan panjang mobil dari keluarga Gilbert yang tersusun rapi.
Dibandingkan siswa lain yang membawa tas bagasi penuh dengan camilan, Lucille hanya membawa satu ransel. Dia telah membungkus dua atau tiga set pakaian, serta beberapa sabun. Ada juga satu set alat kamuflase yang disembunyikan di bagian paling bawah.
Dia berupaya membungkus barang-barangnya se-ringkas mungkin.
Mata tajam Jenny menangkap sosok Lucille, yang berjalan menghampiri mereka dari sisi jalan. Senyuman dingin menghiasai sudut bibir Jenny. Wajahnya terlihat seperti dalam suasana hati yang baik.