Chereads / Peredam Luka / Chapter 3 - Adaptasi

Chapter 3 - Adaptasi

Terbangun disebuah kasur empuk yang muat hanya untuk satu orang, Marcus mengedipkan matanya beberapa kali sebelum menoleh kearah jam weker berwarna putih dan kalender yang terletak diatas meja kecil sebelah kirinya.

[06.41/Sabtu, Maret, 2##1]

Rambut birunya tampak sedikit berantakan saat Marcus melihatnya kearah cermin. Melepas pakaian sederhananya ia beranjak pergi menuju kamar mandi.

Air segar mulai membasahi tubuhnya, ia terlarut didalam kesunyian tersebut. Hari pertama berada di apartemen yang tidak jauh dengan keramaian kota, wajar jika butuh waktu untuk membiasakan diri.

"Kenapa ibu tidak membiarkan aku tinggal di perumahan sederhana saja ya." Gumamnya sambil membersihkan rambutnya dengan sampo.

Ruang apartemen yang sederhana, hanya ada satu kamar tidur yang berada di samping kiri ruang tamu, dapur dan kamar mandi kecil.

Selepas dari kamar mandi, dirinya mendengar suara dari ruang apartemen sebelahnya. Perlahan bergerak menuju dinding, berusaha untuk menguping pembicaraan yang membuatnya penasaran.

Baru saja menempel pada dinding, dirinya tersentak dan mundur perlahan. "Suara apa itu barusan...?"

Wajahnya sedikit memerah dengan suaranya yang terbata-bata. Menggelengkan kepalanya, Marcus berusaha untuk menenangkan diri.

"Marcus, sadar, Marcus, sadar. Hal seperti ini normal terjadi, sepasang kekasih melakukan hal seksual adalah hal yang normal." Gumamnya sambil menepuk-nepuk pipinya sendiri.

Sementara itu disisi lain kota yang sedang Marcus tempati, lebih tepatnya di sebuah cafe pinggir jalan.

[09.12/Sabtu, Maret, 2##1]

"Bagaimana? Kali ini aku tidak salah kan dalam memilih sebuah tempat?" Ucap pria dengan setelan jas dan topi koboi nya yang besar.

Menyeruput teh dandelion yang ia pesan, wanita tersebut membalas ucapan pria tersebut. "Aku akui, kali ini dirimu berhasil menemukan tempat yang sesuai."

Senang mendengar hal tersebut, pria tersebut mulai melayangkan pertanyaan yang ia pendam sebelumnya.

"Jadi, kenapa dirimu menyuruh mahkluk tersebut menjalankan sebuah misi yang seharusnya tidak perlu ia lakukan. Kau tahu dia lebih dari itu, bukan? Mina Whistler."

Saat ini, pria yang sedang ia ajak bicara adalah Nyonya Whistler yang Marcus temui di pemakaman setempat.

"Tentu, maka dari itu aku memutuskan dia untuk menjalankan misi tersebut." Jawab Whistler dengan percaya dirinya.

Menghela nafas, pria tersebut mengubah posisi nya yang semula terlihat tegang, menjadi bersandar dengan santai.

"Apa ini semua berdasarkan hasil dari rapat para atasan?"

Mengangguk, Whistler tersenyum akan hal tersebut. "Tentu, bahkan para atasan percaya Marcus dapat menjalankan misi kali ini."

"Marcus? Huh, jadi itu nama yang The Vigilante gunakan saat ini?"

"Bukan, makhluk yang mengambil peran dari nama tersebut adalah The Seeker." Sela Whistler yang kembali menyeruput teh dandelion nya.

Pria tersebut menepuk jidatnya. Kepalanya mengarah keatas, matanya terpejam, tangannya menutup wajah pria yang sudah muak dengan hal yang ia dengar.

"Entah apa yang para atasan pikirkan, diriku hanya bisa menerima hal tersebut. Lagipula, tugas kita hanya sebagai pengawas, tidak lebih dari itu."

Berbeda dengan Whistler, wanita tersebut terkesan lebih tenang. Dirinya tidak terlalu memikirkan hal apa yang akan terjadi seterusnya.

Dia yang saat ini hanya akan mengawasi makhluk tersebut, Marcus. Menoleh kearah jendela yang memperlihatkan santainya jalanan dikota tersebut, ia berkata.

"Benar, kita disini hanya akan mengawasi Marcus. Tidak lebih dan tidak kurang."

[21.44/Sabtu, Maret, 2##1]

Sementara itu dimalam harinya, Marcus yang sedang berada di kamar tidurnya, memperhatikan handphone lipat miliknya yang warna merah.

Matanya fokus menatap sebuah gedung berwarna putih dengan tinggi diperkirakan mencapai dua puluh lantai.

"Seharusnya tidak banyak penjaga berkeliaran di sekitar gedung ini." Ucap nya dalam batin.

Lamunannya terhenti saat seseorang mengetuk pintu kamar apartemennya. Entah ada urusan apa seseorang mengunjunginya dimalam hari, entah hal baik atau buruk yang akan ia dapatkan setelah membukakan pintu.