Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

ayah ku membenci ku

A_Y_U
--
chs / week
--
NOT RATINGS
189
Views
Synopsis
Bagaimana jika seorang anak bungsu perempuan,yang seharus nya mendapat kasih sayang penuh dari sang ayah,malah sebalik nya? Dia adalah gendis,anak yang tidak di ingin kan oleh sang ayah,dia selalu mendapat perlakuan tidak adil dari sang ayah! Karena memiliki kulit hitam manis,sehingga ayah nya menolak kelahiran sang bungsu.

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - menangis..

Pukul 05.00 sore

Gendis belari pulang menuju rumah sambil terisak menangis ,sepanjang jalan dia terus berlari sambil menunduk karna dia takut ada yang melihat dirinya menangis,Tiba di rumah, gendis memencet bel rumah

TINGNONG...TINGNOONG...

"Ya sebentar" suara perempuan dari dalam menyahut sambil berlari kecil.

Gendis cepat cepat menghapus air matanya karna dia takut ibu nya melihat dia menangis,

Ceklek...pintu di buka dari dalam.

"Ya ampuun sayang kamu kemana saja ibu sangat khawatir,kenapa kamu baru pulang nak ?dan kenapa matamu merah apa kamu menangis?" Beruntun pertanyaan di lontarkan kepada gendis oleh ibunya.

Gendis hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya

,"no.. bu aku tadi kelilipan di jalan,maaf bu tadi ada kelas tambahan aku tidak sempat memberi kabar dulu maaf ya ibu ku sayang"ucapnya sambil terus tersenyum lalu memeluk ibu nya.

Suci ibu gendis merasa aneh kapada putrinya yang satu ini,suci sangat tau gendis tidak akan pernah mengeluh atau pun memperlihatkan kesedihannya kepada nya,namun suci bisa apa sekalipun memaksa gendis untuk berterus terang dia akan mengelak lalu berkata "tidak apa apa",maka dari itu suci selalu menghawatirkan gendis.

"Ibu kenapa bengong sih,ayok bu masuk sudah sore nanti masuk angin"ucap gendis yang membuyarkan lamunan ibu nya.suci tersentak kaget lalu tersenyum dan menggandeng tangan anak nya supaya masuk bersama sama.....

Pukul 08.00 malam

Waktunya makan malam hampir semuanya sudah berkumpul di meja makan,

"Kemana amel apakah dia belum pulang"tanya baskoro tepat nya ayah gendis,mendengar nama kakak nya di sebut gendis menegang sejenak rasa sesak nya kembali menyeruak tiba tiba selera makanya hilang,,dan semua itu tidak luput dari pandangan suci,"ada apa dengan gendis kenapa dia tegang seperti itu?"monolog nya dalam hati.

"Dis apa tadi kamu melihat amel di kampus?kenapa dia belum pulang?"ucap baskoro kepada anak bungsunya,gendis tersentak kaget "i..y..aa yah aku tadi melihat nya di kampus,tapi aku tadi pulang duluan ,aku tidak tau di kemana"ucap nya dengan membuang pandangan,rasa sesak kembali menyeruak di dadanya.

Berbeda dengan suci,baskoro lebih membela amel karena menurut nya amel lebih cantik kulit nya putih, tinggi semampai, itu sesuatu kebanggan menurut baskoro ,ya karena menurut nya masih ada anak gadis yang bisa ia banggakan,,

Gendis memang berkulit dominan coklat tidak seperti amel,yang berkulit putih .

"Ck anak itu kemana malam malam begini belum pulang"decak baskoro kemudian.

"Sudahlah ayah kita makan saja duluan nanti juga pasti pulang,mungkin ada kelas tambahan atau kerja kelompok tapi dia lupa memberitahu kita,nanti aku coba telepon."ucap suci dengan lembut sambil mengelus tangan suaminya itu,

Akhirnya mereka makan dengan khidmat terkecuali dengan gendis yang selera makan nya sudah menguap entah kemana ,nanum dia memaksakan untuk makan karena perutnya pun sudah keroncongan.

Setelah makan baskoro berlalu begitu saja tanpa basa basi apapun,sedangkan gendis membantu ibunya membereskan sisa sisa makanan dan menyucinya tidak lupa menyisakan sebagian untuk kakanya.

"Ibu akau duluan kekamar ya bu ada tugas yang harus di selesaikan"ucap gendis kepada ibunya dengan lembut,suci hanya menganggukan kepalanya saja sambil tersenyum.

Di dalam kamar gendis menangis sejadi jadi nya dalam diam "ya allah sakit sekali" lirih nyaa,dia menangis di depan cermin riasnya

"Apakah aku sejelek itu?apakah aku serendah itu?tapi kenapa apa salahku?apa salah kulitku?hitam bukan berati kotor bukan?"monolog nya sambil terisak di depan cermin riasnya ,lalu dia melamun mengingat yang sudah terjadi tadi siang di kampus.....

Di kampus tadi siang

Gendis sedang makan siang bersama nuri sahabat nya itu mereka memakan makanan dengan ceria dan candaan yang di layangkan oleh nuri namun tiba tiba

"Heyyy gendiiis"ucap seseorang yang berteriak kepada nya,gendis tersentak kaget lalu menengok kebelakang dan ternyata itu adalah ica teman kampus kakanya dan di belakang ica ada amel beserta temannya yang lain.

"Iya ada apa ya?tidak perlu bertiak juga kali gendis ga budek tau" ucap nuri yang kaget sekaligus juga kesal ,sementara gendis hanya diam dan memperhatikan dia menunggu ica untuk bicara tanpa menyapanya.

"Aku baru tau kamu adik nya amel hihi,banyak sih simpang siur berita kamu adik nya amel,tapi kok bisa yaa kalian beda soalnya ups"ucap ica sambil menutup mulut nya menahan tawa,

"Apa maksud mu?"tanya gendis sambil menengok kepada kakaknya,namun amel hanya tersenyum puas tanpa membela adiknya itu.

"Apa kamu anak pungut ya dis ko bisa beda gitu,amel kenapa kamu tidak pernah bilang kalau gendis adik mu,apa kamu malu jika satu kampus tau kalau amel primadona kampus ini mempunyai adik yang kucel ini hahahaha" ucap ica lalu di sambung cekikikan tawa dari yang lainnya.

Dada gendis bergemuruh panas ,seperti ada batu besar yang menghantam nya saat ini gendis hampir menangis tapi dia tahan

"Tentu saja aku malu ca,lihat saja aku amel primadona kampus ini mana mungkin mengaku punya adik seperti dia..ya ampuun tidak ada yang akan percaya makanya aku memilih diam" ucap amel sembari menujuk ke arah gendis.

"Oh iya gendis awas kamu diam ya jangan bilang kepada semua orang kalau aku kakak mu,nanti kamu sendiri yang malu,gak akan ada yang percaya soalnya aku berkulit putih ,bersih,cantik,dan kamu?ah sudahlah pasti kamu juga paham gendis makanya perawatan supaya tidak hitam seperti itu kucel sekali kamu dis"sela nya lagi sambil menatap tajam.

"Ka..."lirih nya dia tidak percaya kakaknya berkata seperti itu,ya walaupun di rumah juga amel terkesan cuek acuh kepada gendis tapi gendis tidak menyangka kaka nya berkata seperti itu.

Setelah berbicara seperti itu gengnya amel pergi begitu saja berlalu tanpa berkata sepatahpun,gendis hanya bisa tertunduk dan menangis terisak rasanya sakit ketika dia di hina kakaknya sendiri,seorang kakak yang seharusnya melindungi adik tapi seolah olah menganggap musuh kepada adiknya,, entah lah, amel begitu tidak suka dari kecil kepada adiknya itu karena menurut amel gendis kucel karena kulit nya coklat tidak seperti dirinya putih seputih susu.

Gendis memang hitam namum dia memiliki muka tirus,hidung mancung,bulu mata lentik,mata yang indah teduh berwarna coklat tidak lupa dengan lesung pipi nya yang membuat dia begitu manis ketika tersenyum.

Berbeda dengan kakak nya amel kulit nya putih,hidung mancung namum tidak memiliki mata yang indah dan lesung pipi seperti adiknya,karena amel lebih mirip kepada ayah nya, namun kulitnya dari ibu suci sementar gendis lebih mirip ibu nya sama sama memiliki lesung pipi,namun kulitnya dominan seperti baskoro.

"Dis sudahlah lupakan saja mereka memang seperti itu kan dari dulu acuhkan saja ya!tapi kenapa kakak mu berbicara sekasar itu ya dis?"ucap nuri sambil memeluk sahabat nya itu,gendis hanya bisa mengangguk pasrah sambil tersenyum

Tok...took...toook..

"Dis sudah tidur nak?"

Seketika gendis tersentak kaget lamunannya buyar tanpa terasa gendis sudah melamun begitu lama ,dia cepat cepat menghapus air matanya dan membuka puntu kamar nya,

Ceklek...

"Iya bu ada apa?belum bu ini juga udah mau tidur kok"ucap nya sambil tersenyum dan menampakan kedua lesung pipinya.

"Kamu nangis lagi naak?kenapa ada apa?sekali kali coba lah cerita sama ibu mu ini jangan memendam masalah sendirian sayang"ucap suci dengan lembut sambil memegang bahu anaknya itu

"Ah tidak bu ini tuh tadi saking ngantuk nya lagi ngerjain tugas terus menerus menguap bu...jadi berair deh ,udah ya bu aku mau tidur dulu cape besok lanjut lagi ngobrol nya dadah ibu selamat mala" ucap gendis sambil memeluk ibunya lalu segera menutup pintu dan menguncinya.

"Maafkan aku bu"lirih nya lalu terduduk di depan pintu sambil terisak....