Chereads / Bayangan Naga Di Balik Senja / Chapter 1 - Bab 1:Bunga Liar Di Tengah Beton

Bayangan Naga Di Balik Senja

Ahmad_Vadila
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 449
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bab 1:Bunga Liar Di Tengah Beton

Mentari sore menerpa wajah Aira, gadis berusia 16 tahun yang sedang berlatih silat di atap gedung tua di tengah hiruk pikuk Jakarta. Angin sepoi-sepoi menerpa rambutnya yang hitam legam, terurai bebas seperti air terjun yang mengalir deras. Matanya yang tajam, seperti mata elang yang mengintai mangsanya, menatap fokus ke arah langit senja yang dihiasi warna jingga dan ungu. Aira bukanlah gadis biasa. Ia tumbuh di tengah kumuh dan kekerasan jalanan, dibesarkan oleh seorang nenek tua yang mengajarkannya seni bela diri tradisional, warisan leluhur yang terjaga selama berabad-abad.

Atap gedung tua itu menjadi saksi bisu perjuangan Aira. Di tengah hiruk pikuk kota yang tak kenal lelah, Aira menemukan ketenangan dalam setiap gerakannya. Setiap pukulan, tendangan, dan jurus yang ia keluarkan diiringi oleh desiran angin yang menyapa telinganya. Ia seperti bunga liar yang tumbuh di tengah beton, kuat dan tegar, tak tergoyahkan oleh kerasnya lingkungan sekitarnya.

"Naga...," gumam Aira, tangannya bergerak lincah, meniru gerakan-gerakan silat yang diajarkan neneknya. Gerakannya begitu cepat dan tepat, seperti tarian maut yang mematikan. Ia teringat cerita tentang naga, makhluk mitos yang memiliki kekuatan luar biasa dan mampu mengendalikan elemen api. Mimpi itu selalu terlintas di benaknya, menjadi sumber kekuatan dan semangatnya untuk bertahan hidup di tengah kerasnya dunia. Mimpi itu bagaikan api yang membara di dalam hatinya, tak pernah padam, bahkan di tengah dinginnya malam.

Aira terlahir di tengah keluarga miskin yang tinggal di sebuah gang sempit di pinggiran kota. Ayahnya meninggal saat ia masih kecil, meninggalkan ibunya untuk berjuang sendirian membesarkannya. Ibunya, seorang wanita tangguh yang bekerja sebagai buruh cuci, tak mampu memberikan Aira kehidupan yang layak. Namun, ibunya selalu mengajarkan Aira tentang pentingnya kejujuran, keberanian, dan keteguhan hati.

Saat Aira masih kecil, ibunya meninggal karena sakit. Aira yang saat itu masih berusia 8 tahun, terpaksa tinggal bersama neneknya, seorang wanita tua yang misterius dan penuh teka-teki. Neneknya tinggal di sebuah rumah tua yang terletak di ujung gang, rumah yang dipenuhi dengan buku-buku kuno dan aroma rempah-rempah yang khas. Neneknya memiliki aura mistis yang membuat Aira merasa terlindungi dan tenang.

Neneknya mengajarkan Aira berbagai hal, mulai dari memasak, menjahit, hingga seni bela diri tradisional yang telah diwariskan turun-temurun dalam keluarganya. Neneknya selalu bercerita tentang naga, makhluk mitos yang memiliki kekuatan luar biasa dan mampu mengendalikan elemen api. Neneknya juga bercerita tentang sebuah kuil kuno yang tersembunyi di balik kabut tebal di puncak Gunung Merapi, tempat di mana kekuatan naga terpendam.

"Aira, kau adalah keturunan terakhir dari keluarga naga," ujar neneknya, "Kekuatan naga mengalir di dalam darahmu. Kau harus belajar mengendalikan kekuatan itu, untuk melindungi dirimu dan orang-orang yang kau cintai."

Aira pun bertekad untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Ia berlatih setiap hari, tekun dan gigih, tak kenal lelah. Neneknya mengajarkan Aira berbagai teknik bela diri, mulai dari pukulan, tendangan, hingga jurus-jurus rahasia yang hanya diwariskan kepada murid-murid pilihan. Aira belajar dengan cepat, bakatnya luar biasa, dan ia mampu menguasai berbagai teknik dalam waktu singkat.

Suatu hari, Aira bertemu dengan seorang pria tua, Pak Harun, yang sedang berlatih di taman kota. Pak Harun adalah seorang ahli bela diri yang sudah lama meniti karier di dunia persilatan. Ia memiliki reputasi yang gemilang, dikenal sebagai "Tangan Besi" karena kekuatan pukulannya yang dahsyat. Melihat bakat Aira yang luar biasa, Pak Harun tergerak untuk membimbingnya.

"Kau punya bakat yang luar biasa, nak," ujar Pak Harun, "Tapi bakat tanpa latihan keras tak akan berarti apa-apa. Kau harus berlatih dengan tekun dan gigih, jika ingin menguasai kekuatan yang terpendam di dalam dirimu."

Aira pun bertekad untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Ia berlatih setiap hari, tekun dan gigih, tak kenal lelah. Pak Harun mengajarkan Aira berbagai teknik bela diri, mulai dari pukulan, tendangan, hingga jurus-jurus rahasia yang hanya diwariskan kepada murid-murid pilihan. Aira belajar dengan cepat, bakatnya luar biasa, dan ia mampu menguasai berbagai teknik dalam waktu singkat.