Chereads / Sosok Misterius / Chapter 1 - Tanpa nama

Sosok Misterius

Safrina_Hamid
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 8
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Tanpa nama

Bab 1

Orang Misterius

Sudah dua kali ini Vina bertemu dengan orang itu. Ia gugup, sama seperti yang pertama kalinya. Entah kenapa begitu? Mungkin karena orang itu menatapnya tajam -tajam. Mungkin juga karena hal-hal lain yang sampai saat ini belum diketahui Vina.

Sekarang, orang itu bergegas menghampiri Vina. Ketika Vina sedang menyeberangi jalan kecil di kawasan Lhokseumawe. Siang terasa terik sekali, juga bising karena deru kendaraan yang hilir mudik di sana dan di jalan-jalan sekitarnya. Pada siang yang terik begini, deru kendaraan itu terasa meresahkan. Apalagi asap knalpot dan debu jalan yang berterbangan kemana-mana. Inilah Lhokseumawe, dan inilah kepengapan kota yang penuh dengan mobil, sepeda motor, bajaj, mikrolet, dan segala jenis kendaraan yang berknalpot.

"Neng! Sebentar, Neng!" Seru orang itu.

Vina bergegas. Ia tidak mengacuhkan panggilan orang itu. Menoleh pun tidak. Jalan itu cukup ramai. Jika terjadi apa-apa. Ines berniat akan berteriak. Mustahil tak ada orang yang akan menolongnya.

"Neng ... Sebentar!"

Suara orang itu terdengar sedemikian rupa dekatnya. Rupanya dia mengejar Vina.

Vina pun berhenti tanpa kemauan sendiri. Maunya jalan terus, tahu-tahu kakinya berhenti melangkah.

Orang itupun berhenti di depan Vina. " Jangan takut! Bapak tidak akan berbuat jahat. Bapak hanya mau bertanya," kata orang itu.

Vina gemetar. Sulit untuk menenangkan diri dan berusaha percaya, bahwa orang itu memang tidak akan berbuat jahat kepadanya.

"Nama Neng siapa?"

Vina tak bisa menyahut karena takut. Ada apa sih orang itu tanya-tanya namanya?

"Saya hanya tanya, siapa nama Neng?" Kata orang itu lagi. Suaranya berubah nada, menjadi lembut, sehingga tidak terdengar menakutkan.

"Vi... Vina...."

"Vina? Vina siapa?"

"Vina saja!"

"Kau tinggal di panti asuhan yatim-piatu itu?"

"Ya."

"Hmmm... Sejak kapan?"

"Sudah lama."

"Setahun."

"Lebih."

"Dua tahun? Tiga, empat, lima tahun?"

"Sejak saya kecil."

"Oh...., kalau begitu... Saya keliru...."

Vina tertegun. Ternyata orang itu tidak menakutkan. Wajahnya biasa-biasa saja, sama dengan orang kebanyakan. Satu-satunya yang mungkin tampak menyeramkan adalah bekas luka yang menggaris dari dahi sampai pipi kirinya.

"Bapak siapa?" Tanya Vina. Keberaniannya mulai muncul.

"Saya Ruslan, Neng. Muhammad Ruslan."

" Kenapa Bapak mengejar saya?"

"Hmmm... Saya kira ... Ah, tidak. Tidak apa-apa."

" Bapak aneh."

"Ah, tidak. Saya sering lihat neng di panti asuhan itu. Saya kira... Maaf, saya kira neng anak saya...."

"Anak Bapak?"

Ketika mengucapkan itu, ada gema yang terasa di dada Vina. Anak yatim-piatu akan merasakan hal yang sama seperti itu. Vina agak gugup karenanya.

"Ya.... Tapi bukan. Neng bukan anak saya...."

"Anak Bapak dimana?"

Orang itu mendesah. Seperti ada beban yang berat dalam dadanya. Kebisingan di sekelilingnya tidak di acuhkanyan. Seolah ia sedang tenggelam dalam lamunan masa lalunya yang memilukan atau entah apa?"hilang," katanya kemudian. "Ya, dia hilang. Paling tidak saya percaya begitu....."

Ini menarik. Seorang lelaki merasa anaknya hilang dan menyangka menemukan kembali anak itu setelah melihat Vina.

Rasa takut Vina telah sirna. Hilang bersama asap knalpot yang membubung ke langit. Kini dia merasa iba kepada lelaki yang mengaku kehilangan anaknya itu. Mungkin perasaan pak Ruslan dan Vina sama saja. Sama-sama kehilangan tambatan hati yang kini tidak diketahui rimbanya. Pak Ruslan kehilangan anak, sedangkan Vina kehilangan kedua orangtuanya.

"Sekarang Vina mau pulang, ya?" Tanya pak Ruslan. Ia tidak memanggil neng lagi kepada Vina.

"Iya, Pak."

"Ya, pulanglah. Mungkin kita akan sering bertemu....."

"Bapak tinggal dimana?"

"Saya? Ah, dimana-mana. Saya tidak punya tempat tinggal tetap selama mencari anak saya."

Entah cerita apa yang pernah terjadi pada masa lalu pak Ruslan. Ia sampai kehilangan anaknya, sungguh hal yang aneh. Tetapi di dunia ini cerita aneh kan banyak terjadi?