Chapter 162 - Mencium lehermu

Layla tercekat saat ia memasuki ruang makan, matanya terbelalak dalam keheranan. Lampu utama telah dimatikan, meninggalkan ruangan yang terhanyut dalam cahaya lembut lilin, menciptakan suasana romantis.

"Makan malam dengan cahaya lilin," gumam Layla saat ia berpaling ke Lucius. Dia berdiri di sampingnya, senyum kecil yang tahu menghiasi bibirnya. Dengan gerakan seperti seorang pria sejati, ia menarik kursi untuknya.

"Saya ingin membuat malam ini spesial," kata Lucius, suaranya kaya dan tulus. "Kita belum pernah memiliki momen seperti ini—hanya berdua, jauh dari segalanya."

Jantung Layla berdebar mendengar ucapannya. Dia duduk di kursi itu, merasakan kehangatan menyebar ke dadanya. Lucius dengan lembut mendorong kursi sebelum bergerak mengitari meja untuk mengambil tempatnya di seberangnya.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS