Keesokan paginya, saat cahaya matahari menembus tirai, Layla terbangun, hanya untuk menemukan Lucius berbaring di sisinya, tidur dengan damai. Senyum lembut melengkung di bibirnya saat dia mendekat, mencium pipinya dengan lembut.
Namun saat pandangannya bergeser ke bawah, dia menyadari dirinya mengenakan gaun tidur yang halus.
"Apakah dia yang membuatku mengenakan ini?" bisiknya pada diri sendiri, pipinya memanas memikirkan hal itu. Hatinya berdebar menyadari betapa perhatiannya Lucius, tindakannya menunjukkan betapa besar perhatian yang dia berikan kepadanya.
Dengan hati-hati agar tidak mengganggunya, Layla keluar dari tempat tidur dan berjalan pelan ke kamar mandi. Hari itu adalah akhir pekan, dan dia ingin dia beristirahat sedikit lebih lama. Setelah menyegarkan diri, dia kembali ke kamar, rambutnya yang basah menempel di bahunya. Dia berhenti di pintu saat matanya bertemu dengan matanya—Lucius sudah bangun, bersandar di kepala tempat tidur, matanya yang biru tampak lelah.
