Chapter 92 - Musuh bersama kita

Orabela melemparkan vas bunga, dan vas itu mengenai cermin, memecahkannya menjadi serpihan. Dia melihat bayangannya sendiri di cermin yang pecah itu, dan kemarahan mengalir di setiap urat nadinya.

"Bella! Bella! Buka pintunya!" teriak Miriam dari luar.

Orabela mendekati pintu dan membukanya. Ibunya masuk, sejenak ketakutan melihat keadaan ruangan. "Apa yang telah kamu lakukan? Apakah kamu baik-baik saja?" tanyanya, memeriksa tangan, kaki, dan lengan Orabela.

"Saya baik-baik saja, Bu. Saya marah," kata Orabela, matanya terlihat berkaca-kaca. Ayah menunjuk Layla sebagai Direktur perusahaan kita. Bagaimana dia bisa melakukan ini? Saya pikir Layla dan ibunya merencanakan ini agar Layla bisa masuk ke perusahaan. Sekarang dia sudah masuk, dia akan melakukan segalanya untuk mengambil alih perusahaan," ujar Orabela, bibirnya bergetar karena ketakutan.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS