Chapter 108 - Panggil ambulans

Keesokan paginya, kelopak mata Layla yang berat bergerak perlahan terbuka, cahaya lembut fajar memenuhi ruangan dengan sinar hangat. Hal pertama yang menjadi fokus matanya adalah wajah Lucius, tentram dalam kedalaman tidurnya. Mereka berbaring berselang-seling di bawah selimut, kaki mereka saling terjalin dalam pelukan lembut.

Senyum mengembang di bibirnya saat kenangan malam sebelumnya kembali kepadanya—intens dan elektrifikasi. Dia telah kehilangan hitungan berapa kali dia mencapai klimaks karena kenikmatan yang intens, dan hanya pemikiran itu saja sudah mengirimkan rasa menggigil ke tulang punggungnya.

Hati-hati agar tidak membangunkannya, Layla keluar dari tempat tidur dan meraih jubah tipis, melilitkannya di bahunya sebelum berjalan ke kamar mandi.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS